
Pantau - Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mendorong kurikulum tentang kebencanaan dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas).
Hal ini berkaca pada banyaknya pelajar yang menjadi korban jiwa dalam bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) lalu.
"Kami menilai sudah saatnya kurikulum bencana ini menjadi bagian penting dari revisi RUU Sisdiknas. Dengan demikian, upaya untuk mengurangi korban jiwa dan materi dalam setiap bencana bisa terwujud," kata Huda, Jumat (2/12/2022).
Huda menjelaskan, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi intensitas bencana yang cukup tinggi.
Keberadaan Indonesia di cincin api yang memicu potensi gempa bumi, meletusnya gunung berapi, hingga tsunami merupakan fakta alam yang tidak bisa dihindari.
BMKG mencatat, sejak tahun 2008 hingga tahun 2015, rata-rata kejadian gempa bumi sekitar 6.000 kejadian dalam setahun. Kemudian, pada tahun 2018 meningkat menjadi 11.920 kali per tahun.
"Baru saja kita juga menjumpai fakta pahit bagaimana gempa di Cianjur ini menimbulkan ratusan korban jiwa dan tak sedikit dari korban jiwa tersebut adalah para peserta didik," ungkap Huda.
Huda memaparkan, berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemkab Cianjur, setidaknya ada 42 siswa dan 10 guru di level PAUD hingga sekolah menengah pertama yang menjadi korban meninggal dunia.
"Jumlah ini masih belum termasuk kemungkinan siswa SMA/SMK yang jadi korban. Jadi, saya merasa fakta ini harus disikapi secara serius dengan memasukkan kurikulum bencana dalam RUU Sisdiknas," pungkasnya.
Hal ini berkaca pada banyaknya pelajar yang menjadi korban jiwa dalam bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) lalu.
"Kami menilai sudah saatnya kurikulum bencana ini menjadi bagian penting dari revisi RUU Sisdiknas. Dengan demikian, upaya untuk mengurangi korban jiwa dan materi dalam setiap bencana bisa terwujud," kata Huda, Jumat (2/12/2022).
Huda menjelaskan, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi intensitas bencana yang cukup tinggi.
Keberadaan Indonesia di cincin api yang memicu potensi gempa bumi, meletusnya gunung berapi, hingga tsunami merupakan fakta alam yang tidak bisa dihindari.
BMKG mencatat, sejak tahun 2008 hingga tahun 2015, rata-rata kejadian gempa bumi sekitar 6.000 kejadian dalam setahun. Kemudian, pada tahun 2018 meningkat menjadi 11.920 kali per tahun.
"Baru saja kita juga menjumpai fakta pahit bagaimana gempa di Cianjur ini menimbulkan ratusan korban jiwa dan tak sedikit dari korban jiwa tersebut adalah para peserta didik," ungkap Huda.
Huda memaparkan, berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemkab Cianjur, setidaknya ada 42 siswa dan 10 guru di level PAUD hingga sekolah menengah pertama yang menjadi korban meninggal dunia.
"Jumlah ini masih belum termasuk kemungkinan siswa SMA/SMK yang jadi korban. Jadi, saya merasa fakta ini harus disikapi secara serius dengan memasukkan kurikulum bencana dalam RUU Sisdiknas," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas