
Pantau - Seorang instruktur senam di Ngawi, Jawa Timur, bernama Anis Puji Lestari atau Hanis (35) membunuh suaminya, Romdan (42) karena motif ekonomi. Rumah tangga keduanya sudah tidak harmonis sejak 2019 atau sekitar 4 tahun lalu, saat itu suaminya sakit-sakitan.
Hanis mengaku saat ini menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya yang sakit-sakitan. Keduanya itu sering cekcok terkait bagaimana cara membayar utang yang menumpuk.
Kapolres Ngawi, AKBP Dwiasi Wiyatputera, mengetakan ketidak harmonisan pasutri itu sejak 2019 lalu.
"Sejak 2019 pasangan ini sudah tidak harmonis. Terlilit utang, pelaku jadi tulang punggung karena korban sakit-sakitan," kata Dwiasi, kepada wartawan, Rabu (22/2/2023).
Sebelum membunuh sang suami, keduanya juag terlibat cekcok, pelaku meminta uang untuk keperluan membayar utang.
“Sempat cekcok pelaku meminta uang untuk membayar hutang,” katanya.
Diketahui, awalnya, Hanis tidak mengakui perbuatannya. Ia mengatakan kepada aparat kepolisian bahwa suaminya meninggal dunia karena jatuh terpeleset di kamar mandi. Namun, polisi tidak habis akal hingga akhirnya Hanis mengakui dirinya yang membunuh sang suamidengan cara memukul kepala korban menggunakan palu.
Diberitakan sebelumnya, Romdah yang merupakan petani warga Desa Sirigan, Paron, Ngawi, ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar dengan luka pada bagian kepala, Sabtu (18/2).
Hanis yang menemukan pertama kali itu bukannya melaporkan ke polisi, justru menghubungi keluarga. Kades Srigan, Suyanto, sempat menyarankan keluarga melapor ke polisi namun ditolak.
Kakak korban, Suroto, melarang siapa pun untuk melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. Kemudian, jenazah korban langsung dimakamkan pukul 10.00 WIB.
Hanis mengaku saat ini menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya yang sakit-sakitan. Keduanya itu sering cekcok terkait bagaimana cara membayar utang yang menumpuk.
Kapolres Ngawi, AKBP Dwiasi Wiyatputera, mengetakan ketidak harmonisan pasutri itu sejak 2019 lalu.
"Sejak 2019 pasangan ini sudah tidak harmonis. Terlilit utang, pelaku jadi tulang punggung karena korban sakit-sakitan," kata Dwiasi, kepada wartawan, Rabu (22/2/2023).
Sebelum membunuh sang suami, keduanya juag terlibat cekcok, pelaku meminta uang untuk keperluan membayar utang.
“Sempat cekcok pelaku meminta uang untuk membayar hutang,” katanya.
Diketahui, awalnya, Hanis tidak mengakui perbuatannya. Ia mengatakan kepada aparat kepolisian bahwa suaminya meninggal dunia karena jatuh terpeleset di kamar mandi. Namun, polisi tidak habis akal hingga akhirnya Hanis mengakui dirinya yang membunuh sang suamidengan cara memukul kepala korban menggunakan palu.
Diberitakan sebelumnya, Romdah yang merupakan petani warga Desa Sirigan, Paron, Ngawi, ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar dengan luka pada bagian kepala, Sabtu (18/2).
Hanis yang menemukan pertama kali itu bukannya melaporkan ke polisi, justru menghubungi keluarga. Kades Srigan, Suyanto, sempat menyarankan keluarga melapor ke polisi namun ditolak.
Kakak korban, Suroto, melarang siapa pun untuk melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. Kemudian, jenazah korban langsung dimakamkan pukul 10.00 WIB.
- Penulis :
- Firdha Rizki Amalia