
Pantau - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyinggung soal cara 'geng' pejabat mempunyai barang mewah seperti kasus mantan pejabat Ditjen Pajak Eselon III, Rafael Alun Trisambodo.
KPK juga menyebut 'geng' pejabat ini memiliki pola canggih dalam memiliki aset mewah. Sayangnya, KPK belum mengungkap pola ini.
"Nanti gue ceritain kalau gue dapet. Kalau ini gue ceritain dulu, entar dia ketawa, 'Yaelah lu cuma segitu aja. Ilmu lu baru segitu'. Tapi gue pastiin itu canggih banget," Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan, Kamis (2/3/2023).
Mengenai penelusuran aset kekayaan Rafael, kata Pahala, ada pola canggih yang ditemukan saat tim Direktorat LHKPN KPK melakukan penelusuran. Pola canggih itu berkaitan dengan adanya perantara hingga perusahaan.
"Pola silatnya canggih, pakai nomine. Salah nggak? Nggak salah. Gue beli atas nama lu, nggak salah kan di LHKPN? Kenapa nggak masuk, orang nama lu, masa gue masukin. Tapi sebenarnya gue yakin lu yang beli," tutur Pahala.
Udah gitu, pakai PT. LHKPN kalau PT itu cuma nominal saham. Urusan PT berkembang transaksinya apa, dan lain-lain. Dia PT, gue nggak bisa lihat. Canggih nggak? Itu antara lain yang gue pelajari," tambahnya.
Diketahui, Mulanya, KPK membongkar adanya geng pejabat Kementerian Keungan (Kemenkeu) yang memiliki banyak harta. Namun, geng tesebut tidak seperti geng anak sekolah.
“Kami (KPK) juga mendengar ada geng-gengnya seperti ini.Bukan kayak geng anak SMP, ngumpul-ngumpul. Kita dapat informasi saja kalau si ini sama ini, si ini. Kita lihat, ‘oh, iya perjalanannya nyambung di beberapa tempat’. Itu yang saya maksud geng. Jadi jangan dianggap geng, dia berkomplot, enggak jugalah,” ujar Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan, saat konferensi pers Rabu (1/3/2023).
Pengungkapan adanya geng ini merupakan buntut dari penelusuran dugaan harta kekayaan yang terindikasi tidak wajar milik mantan pejabat Ditjen pajak Kemenkeu, Rafael Alun Trisambodo. KPK memastikan akan menelusuri pola geng pejabat Kemenkeu itu
"Kita pastikan, sesudah yang bersangkutan, pasti ada lagi orang-orang lain. Yang kami kan dengar juga ada gengnya, tapi kita kan perlu tahu polanya," kata Pahal.
“Kalau ini kita dapat polanya saya sih sama teman-teman pengin bener ini gimana. Kayak saya yang sebut tanda kutip geng bisa kita capture lewat pola. Jadi sabar, semoga, semoga bisa. Kalau enggak bisa, ya, memang nasib,” imbuhnya.
Sementara, Stafsus Menkeu Bidang Komunikasi Strategi, Yustinus Prastowo, membantah keberadaan geng tersebut. Ia menyampaikan hal ini dalam konferensi pers yang dihadiri Wamenkeu, Suahasil Nazara, dan Dirjen Pajak, Suryo Utomo.
“Kalau enggak dijawab memang enggak ada,” kata Yustinus.
KPK juga menyebut 'geng' pejabat ini memiliki pola canggih dalam memiliki aset mewah. Sayangnya, KPK belum mengungkap pola ini.
"Nanti gue ceritain kalau gue dapet. Kalau ini gue ceritain dulu, entar dia ketawa, 'Yaelah lu cuma segitu aja. Ilmu lu baru segitu'. Tapi gue pastiin itu canggih banget," Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan, Kamis (2/3/2023).
Mengenai penelusuran aset kekayaan Rafael, kata Pahala, ada pola canggih yang ditemukan saat tim Direktorat LHKPN KPK melakukan penelusuran. Pola canggih itu berkaitan dengan adanya perantara hingga perusahaan.
"Pola silatnya canggih, pakai nomine. Salah nggak? Nggak salah. Gue beli atas nama lu, nggak salah kan di LHKPN? Kenapa nggak masuk, orang nama lu, masa gue masukin. Tapi sebenarnya gue yakin lu yang beli," tutur Pahala.
Udah gitu, pakai PT. LHKPN kalau PT itu cuma nominal saham. Urusan PT berkembang transaksinya apa, dan lain-lain. Dia PT, gue nggak bisa lihat. Canggih nggak? Itu antara lain yang gue pelajari," tambahnya.
Diketahui, Mulanya, KPK membongkar adanya geng pejabat Kementerian Keungan (Kemenkeu) yang memiliki banyak harta. Namun, geng tesebut tidak seperti geng anak sekolah.
“Kami (KPK) juga mendengar ada geng-gengnya seperti ini.Bukan kayak geng anak SMP, ngumpul-ngumpul. Kita dapat informasi saja kalau si ini sama ini, si ini. Kita lihat, ‘oh, iya perjalanannya nyambung di beberapa tempat’. Itu yang saya maksud geng. Jadi jangan dianggap geng, dia berkomplot, enggak jugalah,” ujar Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan, saat konferensi pers Rabu (1/3/2023).
Pengungkapan adanya geng ini merupakan buntut dari penelusuran dugaan harta kekayaan yang terindikasi tidak wajar milik mantan pejabat Ditjen pajak Kemenkeu, Rafael Alun Trisambodo. KPK memastikan akan menelusuri pola geng pejabat Kemenkeu itu
"Kita pastikan, sesudah yang bersangkutan, pasti ada lagi orang-orang lain. Yang kami kan dengar juga ada gengnya, tapi kita kan perlu tahu polanya," kata Pahal.
“Kalau ini kita dapat polanya saya sih sama teman-teman pengin bener ini gimana. Kayak saya yang sebut tanda kutip geng bisa kita capture lewat pola. Jadi sabar, semoga, semoga bisa. Kalau enggak bisa, ya, memang nasib,” imbuhnya.
Sementara, Stafsus Menkeu Bidang Komunikasi Strategi, Yustinus Prastowo, membantah keberadaan geng tersebut. Ia menyampaikan hal ini dalam konferensi pers yang dihadiri Wamenkeu, Suahasil Nazara, dan Dirjen Pajak, Suryo Utomo.
“Kalau enggak dijawab memang enggak ada,” kata Yustinus.
#kementerian keuangan#LHKPN#Komisi Pemberantasan Korupsi#Ditjen Pajak#pejabat#Kemenkeu#Pejabat Pajak#Rafael Alun#Pahala Nainggolan
- Penulis :
- Firdha Rizki Amalia