
Pantau - Ketua KPK Firli Bahuri menuturkan, peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) merupakan hari bersejarah yang menjadi momentum kesadaran bersama akan pentingnya pendidikan bagi kemajuan peradaban bangsa dan negara.
"Peringatan Hardiknas seyogianya bukan sekedar dijadikan sarana untuk mengenang dan menghormati jasa pahlawan pendidikan di masa lalu. Namun nilai-nilai patriotisme para pahlawan pendidikan yang sarat dengan pengorbanan lahir dan batin, sepatutnya kita jadikan acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini dan di masa mendatang," kata Firli melalui keterangan tertulis yang diterima Pantau.com, Selasa (2/5/2023).
Ia mengatakan, ada banyak tauladan kehidupan yang dapat digali dari konsistensi serta kerelaan luar biasa para pahlawan pendidikan, ketika membakar habis batang hingga akar dan benih-benih kebodohan yang ditanamkan kaum penjajah, pada ladang pemikiran bangsa Indonesia kala itu.
"Patriotisme dan nasionalisme para punggawa pendidikan, salah satunya Ki Hadjar Dewantara yang tidak pernah luntur melawan kebodohan di masa kolonialisme saat itu, akhirnya dapat menggelorakan semangat 'Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar', untuk melawan kebodohan sudah lama menjajah segenap bangsa Indonesia di masa itu," tuturnya.
"Ki Hajar Dewantara senantiasa teguh menanamkan semboyan 'Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani' dalam perjuangan beliau hingga akhir hayatnya," kata Firli.
"Peringatan Hardiknas seyogianya bukan sekedar dijadikan sarana untuk mengenang dan menghormati jasa pahlawan pendidikan di masa lalu. Namun nilai-nilai patriotisme para pahlawan pendidikan yang sarat dengan pengorbanan lahir dan batin, sepatutnya kita jadikan acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini dan di masa mendatang," kata Firli melalui keterangan tertulis yang diterima Pantau.com, Selasa (2/5/2023).
Ia mengatakan, ada banyak tauladan kehidupan yang dapat digali dari konsistensi serta kerelaan luar biasa para pahlawan pendidikan, ketika membakar habis batang hingga akar dan benih-benih kebodohan yang ditanamkan kaum penjajah, pada ladang pemikiran bangsa Indonesia kala itu.
"Patriotisme dan nasionalisme para punggawa pendidikan, salah satunya Ki Hadjar Dewantara yang tidak pernah luntur melawan kebodohan di masa kolonialisme saat itu, akhirnya dapat menggelorakan semangat 'Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar', untuk melawan kebodohan sudah lama menjajah segenap bangsa Indonesia di masa itu," tuturnya.
"Ki Hajar Dewantara senantiasa teguh menanamkan semboyan 'Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani' dalam perjuangan beliau hingga akhir hayatnya," kata Firli.
- Penulis :
- khaliedmalvino