
Pantau - Muncul kasus heatstroke imbas gelombang panas di sejumlah negara. Tercatat ada lebih dari 2.000 kasus heatstroke dilaporkan di India, dan hampir 3 kali lebih tinggi dibandingkan jumlah kasus tahun lalu.
Berdasarkan catatan hingga Mei 2023, dari ribuan kasus hanya ada 12 kasus kematian. Maharashtra melaporkan pada 2022 ada 18 kasus kematian dengan 750 kasus heatstroke hingga 31 Mei. Namun, pada 5 bulan pertama tahun ini Maharashtra telah mencatat 2.189 kasus.
Pada 17 Mei 2023, kasus kematian akibat heatstroke pertama dilaporkan ketika mayat seorang pria berusia 45 tahun ditemukan di depan sebuah hotel. Dalam beberapa hari berturut-turut berikutnya, dua orang yang diduga meninggal dilaporkan.
Hingga saat ini masih belum diketahui penyebab pasti kematian ketiga korban tersebut dan masih menunggu hasil laporan postmortem. Namun hingga 31 Mei kemarin, Dr Bhavna Sonkusare, petugas kesehatan distrik Perusahaan Kota Nagpur, mengatakan bahwa komite kematian distrik yang bertanggung jawab menganalisis laporan medis dan autopsi tak kunjung mendapatkan kepastian apakah korban-korban tersebut tewas karena heatstroke.
"Setahu saya, autopsi belum dilakukan dan tanpa laporan Komite Kematian tidak bisa menyimpulkan. Seringkali, orang-orang yang terkena pengaruh alkohol, tidur di pinggir jalan dan meninggal karena dehidrasi akibat panas. Jadi, laporan autopsi sangat penting," katanya dikutip dari The Indian Express, Kamis (8/6/2023).
Ahli forensik menjelaskan, pada kasus serangan panas, tubuh korban menyerap panas sehingga suhu meningkat hingga mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Bahkan setelah meninggal dunia, tubuh menjadi lebih lambat dalam mendingin, sehingga pembusukan jenazah terjadi lebih cepat.
Kendala selanjutnya, para ahli forensik menguraikan, meskipun kenaikan suhu dapat meningkatkan risiko heatstroke, pemerintah di sejumlah daerah masih ketinggalan jauh dalam melatih para dokter. Padahal, diperlukan kemampuan diagnosis dan klasifikasi kematian untuk merumuskan kebijakan dan menyelamatkan nyawa dari risiko heatstroke.
"Usia tua, penyakit kronis, kebiasaan mengkonsumsi alkohol dianggap sebagai faktor risiko. Jadi, jika seorang pasien dengan gangguan jantung menderita serangan jantung yang disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh akibat serangan panas, dokter amatir menyebutnya kematian karena serangan jantung," beber ahli forensik lainnya.
Berdasarkan catatan hingga Mei 2023, dari ribuan kasus hanya ada 12 kasus kematian. Maharashtra melaporkan pada 2022 ada 18 kasus kematian dengan 750 kasus heatstroke hingga 31 Mei. Namun, pada 5 bulan pertama tahun ini Maharashtra telah mencatat 2.189 kasus.
Pada 17 Mei 2023, kasus kematian akibat heatstroke pertama dilaporkan ketika mayat seorang pria berusia 45 tahun ditemukan di depan sebuah hotel. Dalam beberapa hari berturut-turut berikutnya, dua orang yang diduga meninggal dilaporkan.
Hingga saat ini masih belum diketahui penyebab pasti kematian ketiga korban tersebut dan masih menunggu hasil laporan postmortem. Namun hingga 31 Mei kemarin, Dr Bhavna Sonkusare, petugas kesehatan distrik Perusahaan Kota Nagpur, mengatakan bahwa komite kematian distrik yang bertanggung jawab menganalisis laporan medis dan autopsi tak kunjung mendapatkan kepastian apakah korban-korban tersebut tewas karena heatstroke.
"Setahu saya, autopsi belum dilakukan dan tanpa laporan Komite Kematian tidak bisa menyimpulkan. Seringkali, orang-orang yang terkena pengaruh alkohol, tidur di pinggir jalan dan meninggal karena dehidrasi akibat panas. Jadi, laporan autopsi sangat penting," katanya dikutip dari The Indian Express, Kamis (8/6/2023).
Ahli forensik menjelaskan, pada kasus serangan panas, tubuh korban menyerap panas sehingga suhu meningkat hingga mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Bahkan setelah meninggal dunia, tubuh menjadi lebih lambat dalam mendingin, sehingga pembusukan jenazah terjadi lebih cepat.
Kendala selanjutnya, para ahli forensik menguraikan, meskipun kenaikan suhu dapat meningkatkan risiko heatstroke, pemerintah di sejumlah daerah masih ketinggalan jauh dalam melatih para dokter. Padahal, diperlukan kemampuan diagnosis dan klasifikasi kematian untuk merumuskan kebijakan dan menyelamatkan nyawa dari risiko heatstroke.
"Usia tua, penyakit kronis, kebiasaan mengkonsumsi alkohol dianggap sebagai faktor risiko. Jadi, jika seorang pasien dengan gangguan jantung menderita serangan jantung yang disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh akibat serangan panas, dokter amatir menyebutnya kematian karena serangan jantung," beber ahli forensik lainnya.
- Penulis :
- renalyaarifin