
Pantau - Tim Pengawas Pelaksanaan (Timwas) Haji DPR mendesak pemerintah memprotes keras Arab Saudi lantaran pelaksaan ibadah haji tahun ini ditemukan setumpuk masalah.
Anggota Timwas Haji DPR sekaligus Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mengungkapkan masalah utama yang menjadi sorotan adalah sempat terlantarnya jemaah haji Indonesia di Muzdalifah.
Menurutnya, para jemaah yang mestinya dijemput dan diantar ke Mina sejak subuh, namun baru bisa diangkut pada siang harinya.
Tak berhenti di situ, setelah terlunta-lunta di Muzdalifah, jemaah haji lalu menghadapi masalah di Mina, yaitu tenda yang kelebihan kapasitas alias over capacity, hingga masalah toilet. Bahkan, persoalan distribusi makanan juga masih jadi masalah di Mina.
Seperti diketahui, pengelolaan ibadah haji sejak di Arafah hingga Mina adalah penyedia laynan haji alias mashariq yang diajukan Arab Saudi ke Indonesia.
Timwas Haji DPR meminta pemerintah Indonesia mengajukan protes keras ke Arab Saudi lantaran menyodorkan sejumlah syarikah yang terbilang tak becus menangani jemaah haji Indonesia.
"Pemerintah Indonesia harus meninjau ulang keberadaan mashariq atau penyedia layanan dari pihak Arab Saudi. Pemerintah Indonesia harus menyampaikan protes keras kepada Pemerintah Arab Saudi atas layanan yang bermasalah ini karena Pemerintah Arab Saudi yang menawarkan mashariq ini kepada Kementerian Agama," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR yang juga Anggota Timwas Haji DPR Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (30/6/2023).
Pria yang akrab disapa Kang Ace ini menuturkan, setidaknya, ada 5 persoalan pelayanan haji terhadap jemaah Indonesia. Berikut catatan Kang Ace:
Pertama, pihak mashariq tidak memenuhi komitmen pada beberapa komponen masyair selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Yang paling utama soal kapasitas tenda dan kamar mandi yang tidak sesuai dengan jumlah jamaah Haji Indonesia.
Kami banyak menemukan para jamaah yang tidak tertampung dalam tenda di Mina. Termasuk juga kapasitas kamar mandi yang jauh dari kebutuhan para jamaah Haji Indonesia.
Ditambah lagi manajemen penempatan jamaah saat kedatangan yang sangat amburadul dan acak-acakan. Ditemukan banyak antar jamaah rebutan tenda.
Kedua, keterlambatan makanan selama di Mina bagi jamaah. Banyak jamaah yang belum mendapatkan konsumsi di saat mereka membutuhkan makanan di tengah suasana kecapekan dan letih. Manajemen distribusi makanan juga acak-acakan.
Ketiga, kamar mandi di tenda Mina dan Arafah yang masih sangat terbatas dan jauh dari kapasitas jumlah jamaah. Antrean panjang sangat terlihat dalam penggunaan toilet.
Apalagi seharusnya diperhatikan jumlah toilet yang lebih banyak untuk perempuan karena jumlah jemaah Haji Indonesia lebih banyak Perempuannya.
Keempat, manajemen transportasi yang membawa jamaah yang bergerak selama Armuzna yang tidak terkelola dengan baik. Kasus bis taradudi yang membawa jamaah dari Muzdalifah ini salah satu kesalahan fatal dari manajemen pergerakan jamaah yang tidak disiapkan mitigasinya. Padahal kami sudah ingatkan pada saat rapat persiapan Armuzna.
Kelima, beberapa fasilitas bagi lansia yang kami sarankan seperti kursi roda dan golf car kami temukan tidak optimal.
Anggota Timwas Haji DPR sekaligus Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mengungkapkan masalah utama yang menjadi sorotan adalah sempat terlantarnya jemaah haji Indonesia di Muzdalifah.
Menurutnya, para jemaah yang mestinya dijemput dan diantar ke Mina sejak subuh, namun baru bisa diangkut pada siang harinya.
Tak berhenti di situ, setelah terlunta-lunta di Muzdalifah, jemaah haji lalu menghadapi masalah di Mina, yaitu tenda yang kelebihan kapasitas alias over capacity, hingga masalah toilet. Bahkan, persoalan distribusi makanan juga masih jadi masalah di Mina.
Seperti diketahui, pengelolaan ibadah haji sejak di Arafah hingga Mina adalah penyedia laynan haji alias mashariq yang diajukan Arab Saudi ke Indonesia.
Timwas Haji DPR meminta pemerintah Indonesia mengajukan protes keras ke Arab Saudi lantaran menyodorkan sejumlah syarikah yang terbilang tak becus menangani jemaah haji Indonesia.
"Pemerintah Indonesia harus meninjau ulang keberadaan mashariq atau penyedia layanan dari pihak Arab Saudi. Pemerintah Indonesia harus menyampaikan protes keras kepada Pemerintah Arab Saudi atas layanan yang bermasalah ini karena Pemerintah Arab Saudi yang menawarkan mashariq ini kepada Kementerian Agama," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR yang juga Anggota Timwas Haji DPR Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (30/6/2023).
Pria yang akrab disapa Kang Ace ini menuturkan, setidaknya, ada 5 persoalan pelayanan haji terhadap jemaah Indonesia. Berikut catatan Kang Ace:
Pertama, pihak mashariq tidak memenuhi komitmen pada beberapa komponen masyair selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Yang paling utama soal kapasitas tenda dan kamar mandi yang tidak sesuai dengan jumlah jamaah Haji Indonesia.
Kami banyak menemukan para jamaah yang tidak tertampung dalam tenda di Mina. Termasuk juga kapasitas kamar mandi yang jauh dari kebutuhan para jamaah Haji Indonesia.
Ditambah lagi manajemen penempatan jamaah saat kedatangan yang sangat amburadul dan acak-acakan. Ditemukan banyak antar jamaah rebutan tenda.
Kedua, keterlambatan makanan selama di Mina bagi jamaah. Banyak jamaah yang belum mendapatkan konsumsi di saat mereka membutuhkan makanan di tengah suasana kecapekan dan letih. Manajemen distribusi makanan juga acak-acakan.
Ketiga, kamar mandi di tenda Mina dan Arafah yang masih sangat terbatas dan jauh dari kapasitas jumlah jamaah. Antrean panjang sangat terlihat dalam penggunaan toilet.
Apalagi seharusnya diperhatikan jumlah toilet yang lebih banyak untuk perempuan karena jumlah jemaah Haji Indonesia lebih banyak Perempuannya.
Keempat, manajemen transportasi yang membawa jamaah yang bergerak selama Armuzna yang tidak terkelola dengan baik. Kasus bis taradudi yang membawa jamaah dari Muzdalifah ini salah satu kesalahan fatal dari manajemen pergerakan jamaah yang tidak disiapkan mitigasinya. Padahal kami sudah ingatkan pada saat rapat persiapan Armuzna.
Kelima, beberapa fasilitas bagi lansia yang kami sarankan seperti kursi roda dan golf car kami temukan tidak optimal.
- Penulis :
- khaliedmalvino