
Pantau - Komisi IX DPR RI turut menyoroti kasus antraks yang mewabah di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga menyebabkan korban jiwa.
Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto menilai, kasus antraks yang mewabah ini akibat adanya ketimpangan ekonomi dan minimnya edukasi kepada masyarakat.
Ia mengungkapkan, DIY memiliki tradisi lokal bernama brandu, yakni dengan menyembelih sapi dan dagingnya dibagikan kepada warga sekitar.
"Jika masyarakatnya mampu dan mengetahui bahwa antraks itu berbahaya, pasti mereka akan memilih makan daging dari pasar atau tempat pemotongan hewan yang lebih sehat,” ungkapnya, Senin (10/7/2023).
Ia menyarankan, agar penyelesaian masalah wabah antraks ini tidak hanya memakai kacamata kesehatan, melainkan juga peningkatan edukasi dan ekonomi.
“Jaring pengaman sosial yang salah satunya adalah BPJS Kesehatan dapat dimasifkan agar masyarakat bisa diminimalisir jatuh ke jurang kemiskinan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut tradisi brandu jadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko penularan antraks di Gumungkidul.
Dalam sebuah investigasi oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, tradisi ini merupakan pemotongan sapi dan kambing sakit yang dipotong paksa.
Kemudian, daging dari sapi atau kambing yang sakit itu diperjualbelikan kepada warga sekitar dengan harga di bawah standar.
Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto menilai, kasus antraks yang mewabah ini akibat adanya ketimpangan ekonomi dan minimnya edukasi kepada masyarakat.
Ia mengungkapkan, DIY memiliki tradisi lokal bernama brandu, yakni dengan menyembelih sapi dan dagingnya dibagikan kepada warga sekitar.
"Jika masyarakatnya mampu dan mengetahui bahwa antraks itu berbahaya, pasti mereka akan memilih makan daging dari pasar atau tempat pemotongan hewan yang lebih sehat,” ungkapnya, Senin (10/7/2023).
Ia menyarankan, agar penyelesaian masalah wabah antraks ini tidak hanya memakai kacamata kesehatan, melainkan juga peningkatan edukasi dan ekonomi.
“Jaring pengaman sosial yang salah satunya adalah BPJS Kesehatan dapat dimasifkan agar masyarakat bisa diminimalisir jatuh ke jurang kemiskinan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut tradisi brandu jadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko penularan antraks di Gumungkidul.
Dalam sebuah investigasi oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, tradisi ini merupakan pemotongan sapi dan kambing sakit yang dipotong paksa.
Kemudian, daging dari sapi atau kambing yang sakit itu diperjualbelikan kepada warga sekitar dengan harga di bawah standar.
- Penulis :
- Aditya Andreas