Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kenapa VCR Pesawat Lion JT-610 Tak Kunjung Ditemukan?

Oleh Sigit Rilo Pambudi
SHARE   :

Kenapa VCR Pesawat Lion JT-610 Tak Kunjung Ditemukan?

Pantau.com - Beberapa hari melakukan pencarian Voice Cockpit Recorder (VCR) yang sebelumnya telah mengeluarkan signal tak kunjung berbuah manis. Sebab hingga saat ini keberadaan benda yang sangat penting untuk mengetahui penyebab terjadinya insiden tragis itu belum diketahui keberadaannya secara pasti.

Hal itu menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya yang membuat benda tersebut sulit ditemukan?

Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi menjelaskan penyebab utama yang menjadi penghalang sulit ditemukannya VCR. Menurutnya, selain benda itu berukuran cukup kecil, sedimen lumpur yang berada di perairan laut Karawang menjadi faktor utama.

Baca juga: Basarnas: Sinyal CVR Black Box Lion Air JT-610 Sudah Kembali Terdeteksi

Sebab, ketebalan atau kedalaman lumut itu diperkirakan mencapai dua sampai tiga meter. Sehingga hal itu sangat mempersulit pencarian.

"Belum ditemukan secara fisik. Kenapa? Lumpur yang ada di situ kalau ditusuk pakai besi satu meter pun belum sampe ke dalam. lumpurnya lebih dari satu meter," ucap Syaugi di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu, 4 Oktober 2018.

Meski hingga saat ini belum ditemukan, Syaugi menyebut, pihaknya telah mengerahkan banyak penyelam untuk mencari keberadaan benda itu dengan bermodalkan titik koordinat yang ada. Sebab sebelumnya VCR sempat memberikan koordinat keberadaannya.

Sehingga, titik koordinat atau lokasi itu yang menjadi salah satu fokus pencarian VCR yang tak lagi memberikan signal keberadaannya sejak beberapa hari lalu.

"Sudah kita tuju lokasi itu seperti informasi kemarin, ada di barat laut dari (lokasi ditemukan) pusat besarnya bagian-bagian pesawat," jelas Syaugi.

Baca juga: Basarnas: Sinyal Black Box VCR Tak Lagi Terdengar

Hingga hari ketujuh pencarian, Basarnas dan tim gabungan belum menemukan bagian body pesawat yang lebih besar. Mereka hanya mendapatkan puing serta kulit pesawat yang saat ini sudah terkumpul di pelabuhan Tanjung Priok. Basarnas juga telah memutuskan untuk menambah masa pencarian korban dan puing pesawat selama tiga hari.

Penulis :
Sigit Rilo Pambudi