HOME  ⁄  Nasional

PHE dan SKK Migas Perkuat Sinergi Dukung Transisi Energi

Oleh Tubagus Rachmat
SHARE   :

PHE dan SKK Migas Perkuat Sinergi Dukung Transisi Energi
Foto: PHE dan SKK Migas Perkuat Sinergi Dukung Transisi Energi. Dok: PHE

Pantau - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengadakan kegiatan Management Walkthrough (MWT).

MWT bertujuan untuk menilai kinerja operasional di Wilayah Kerja Blok Cepu serta Lapangan Gas Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB), memastikan penerapan standar keselamatan kerja, serta memantau kesiapan operasional tahun 2025.

Kegiatan yang berlangsung pada Senin, (23/12) ini digelar di wilayah kerja PT Pertamina EP Cepu Jambaran Tiung Biru (PEPC JTB).

Kegiatan ini juga memperkuat kolaborasi antara pemangku kepentingan di sektor hulu migas. Dalam kesempatan ini juga dilakukan kunjungan lapangan ke beberapa fasilitas utama, yakni Well Pad C Blok Cepu, JTB Plant, dan gas metering JTB.

Pengembangan proyek Lapangan Gas Unitisasi JTB merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikembangkan oleh Pertamina EP Cepu ini berhasil lakukan pengaliran gas perdana atau Gas On Stream (GoS) pada September 2022.

Baca juga: Sukseskan Swasembada Energi, PHE Berhasil Temukan Cadangan Minyak Baru di Sumatera Selatan

Lapangan ini memproduksikan gas dan kondensat dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan volume penjualan terkontrak sebesar 187 MMSCFD dan potensi penambahan penjualan gas sebesar 5 MMSCFD.

Produksi gas dari Lapangan JTB akan dialirkan ke industri di Jawa Timur dan utamanya Jawa Tengah seiring pengembangan pembangunan pipa gas Cirebon Semarang.

Saat ini produksi gas yang sudah terserap sebesar 125 MMSCFD dengan buyer dari PLN, Petrokimia Gresik (PKG), dan Jargas Lamongan (PGN).

Lapangan Gas JTB, sebagai salah satu penyumbang produksi gas nasional, menjadi fokus utama dalam mendukung fase transisi energi ke energi bersih, dimana gas menjadi energi fosil paling bersih.

Hal ini sejalan dengan target swasembada energi yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto. Dalam kunjungan tersebut, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudy Satwiko memberikan apresiasi terhadap kesuksesan Proyek Lapangan Gas Unitisasi JTB.

"Kita harus bangga bahwa proyek JTB Plant ini seratus persen Indonesia, karena  didesain serta dibangun oleh orang Indonesia selain juga menggunakan tenaga kerja dan vendor lokal. Proyek ini juga merupakan gas plant terbesar yang dioperasikan oleh perusahaan lokal," ujarnya.

Baca juga: Dukung Swasembada Energi, PHE Temukan Sumber Daya Gas Bumi 1.8 TCF di Sulawesi Tengah

Ke depannya, ungkap Rudy, JTB akan menjadi backbone gas di wilayah Jawa. Saat ini backbone suplai gas di Jawa hanya dari Gresik.

"Jika tidak ada tambahan pasokan, maka wilayah Jakarta akan shortage gas pada tahun 2026. Dengan masuknya pipa gas Cirebon Semarang, kontribusi JTB bisa mengatasi shortage ini," tambahnya.

Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PHE Whisnu Bahriansyah menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada para stakeholder yang sudah mendukung Subholding Upstream Pertamina dalam menjalankan bisnis operasinya.

"Kunjungan hari ini menunjukkan bahwa perhatian SKK Migas kepada kami sangat tinggi, kami merasa dihormati karena dipilih oleh SKK sebagai tempat kegiatan akhir tahun," kata Whisnu.

Baca juga: PHR Temukan Cadangan Migas di Wilayah Kerja PHE Jambi Merang

Pencapaian ini menjadi bukti keberhasilan kolaborasi antara SKK Migas, PHE dan PEPC JTB dalam mengelola sumber daya migas secara berkelanjutan, sekaligus mendukung visi besar pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi bagi Indonesia.

"Alhamdulillah, hari ini JTB sudah beroperasi penuh. Ketika pipa gas Cisem sudah beroperasi, harapannya suplai dari JTB plant bisa full capacity di angka 190 MMSCFD,"tutup Arifin.

Penulis :
Tubagus Rachmat