Pantau.com - Wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai Calon Presiden nomo urut 02 Prabowo Subianto sangat memahami terkait posisi politik bangsa Indonesia dengan negara Israel. Menurutnya, hal itu disebakan karena Prabowo sebagai seorang saptamagrais.
Hal itu ia sampaikan menanggapi terkait pernyataan sikap capres Prabowo soal pemindahan Kedutaan Besar Australia di Tel Aviv ke Yerusalem. Namun Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menilai pernyataan Prabowo itu disalahartikan beberapa pihak.
Baca juga: Australia Bakal Susul AS Pindahkan Kedubes ke Yerusalem? Ini Kata Scott Morrison
Fahri menuturkan, terkait posisi Indonesia terhadap Israel, siapapun yang tengah menjabat mustahil mengakui Israel sebagai negara. Bahkan, sikap tersebut juga sudah dituangkan di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 tentang penjajahan di atas dunia harus dihapuskan termasuk penindasan Israel terhadap Palestina. Oleh karena itu, ia memandang bahwa Prabowo juga memiliki sikap yang sama terkait hal tersebut.
"Jadi itu final ya, dan saya kira pak Prabowo mengerti soal ini. Dia kan seorang saptamargais yang tahu posisi negara republik Indonesia," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 26 November 2018.
Lebih lanjut, menurutnya soal Israel yang tengah melobi Australia untuk memindahkan Kedubes nya yang dimotori presiden Amerika Serikat Donald Trump itu justru sepenuhnya bukan urusan Indonesia.
"Itu saya kira bukan urusan kita. Memang bukan urusan kita, tetapi kita tentu jadi tahu 'oh Australia begini rupanya'. Saya kira itu enggak ada masalah. Kalau pak Jokowi mengatakan itu urusannya Australia, ya emang urusan dia. Emang kita diminta pertanggungjawaban dan diminta pendapat? Engga diminta kok," cetusnya.
Untuk itu, Fahri berpandangan bahwa tidak ada yang salah apa yang dikatakan oleh Prabowo. Terlebih, saat itu Prabowo mengucapkannya bukan sebagai orang yang sedang menjabat.
Baca juga: Ketua DPR Kecam Rencana Pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem
"Apalagi pak Prabowo dia kan belum menjabat. Dia cuma bilang itu urusannya Australia. Kalau kita jelas, yang pertama tadi posisinya engga mungkin berubah," pungkasnya.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi
