billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tiru Australia, Panglima TNI Dorong Revolusi Doktrin Perang

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Tiru Australia, Panglima TNI Dorong Revolusi Doktrin Perang
Foto: Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menggaungkan perubahan besar dalam strategi militer Indonesia. IG Agus Subiyanto

PantauPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menggaungkan perubahan besar dalam strategi militer Indonesia. Dalam Rapim TNI di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1/2025), ia menegaskan perlunya revisi doktrin peperangan yang selama ini digunakan TNI.

Menurut Jenderal Agus, doktrin yang dipakai saat ini sudah usang dan harus disesuaikan dengan dinamika global. "Sekali lagi, kita samakan pola pikir, pola tindak, supaya kita bisa menghadapi situasi yang berkembang ini dalam satu visi. Tujuannya hanya satu, kemajuan TNI, kalau bukan kita yang berpikir, siapa lagi yang memikirkan TNI," ucapnya.

Belajar dari Australia: Doktrin Harus Fleksibel

Jenderal Agus menyoroti bagaimana negara lain, seperti Australia, terus memperbarui strategi militernya setiap 3 hingga 5 tahun. Ia pun meminta Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Pelatihan (Kodiklat) TNI, serta Kodiklat AD, AL, dan AU untuk mulai merancang perubahan doktrin perang.

"Untuk itu, mari kita, memang agak capek, terutama dari Kodiklat TNI, Kodiklat AD, AL, dan AU merubah beberapa doktrin peperangan kita. Doktrin yang kita gunakan, itu masih produk lama, sedangkan kemarin saya ke Australia, taktik infanteri 100 persen dirubah, dan mereka berubah doktrin selama 3 atau 5 tahun dirubah," ungkapnya.

Baca juga: Prabowo Ingatkan TNI-Polri: Jaga Kedekatan dengan Rakyat

TNI Harus Jadi Agen Perubahan

Jenderal Agus juga menekankan bahwa perubahan bukan sesuatu yang harus ditakuti. Ia bahkan menyinggung kebiasaan beberapa prajurit yang resisten terhadap inovasi.

"Jadi kita semua harus menjadi agen perubahan, jangan alergi kalau ada perubahan, orang kita itu kalau ada perubahan, belum apa-apa, dia sudah ngomel, apalagi kalau yang mau pensiun-pensiun itu. Kalau adik-adiknya punya ide itu, mereka enggak suka," katanya.

Sebagai bukti efektivitas perubahan strategi, Jenderal Agus mengapresiasi evaluasi taktik tempur yang dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus). Ia menyebut, dengan evaluasi tersebut, kelompok separatis bersenjata di Papua kini berpikir dua kali sebelum menyerang TNI.

"Jadi kita semuanya harus menjadi agen perubahan, keluarkan ide-ide yang bagus sesuai dengan penugasan kita di lapangan, dan terima kasih beberapa taktik bertempur kita sudah dievaluasi di Pusdiklatpassus, dan dilakukan di daerah operasi, dan Alhamdulillah, sekarang OPM kalau mau nyerang kita mikir-mikir, kita diserang, pasti dia yang hancur," tegasnya.

Penulis :
Muhammad Rodhi