
Pantau - PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama stakeholder perkeretaapian melakukan inspeksi ke berbagai wilayah di Pulau Jawa pada 25-27 Februari 2025.
Kegiatan inspeksi yang menggunakan Kereta Api Inspeksi (KAIS) ini bertujuan untuk mengecek kesiapan KAI dari berbagai aspek menjelang Angkutan Lebaran 2025.
“Guna memenuhi harapan dari masyarakat yang membutuhkan jasa angkutan kereta api yang aman dan nyaman untuk mudik, KAI melakukan inspeksi menyeluruh di pulau Jawa,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.
Inspeksi mencakup aspek keselamatan dan pelayanan, mulai dari kesiapan sarana dan prasarana, fasilitas stasiun, kesiapan sumber daya manusia, serta aspek penunjang lainnya, harus dalam kondisi prima.
Pada kegiatan inspeksi tersebut, jajaran direksi KAI dan stakeholder juga melakukan pembinaan kepada seluruh petugas KAI di lintas agar memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat jelang Angkutan Lebaran 2025.
“Seluruh Insan KAI untuk terus mengutamakan keselamatan perjalanan kereta api dengan selalu melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing serta selalu peduli terhadap lingkungan kerja,” tegas Didiek.
Baca juga: KAI Buka Pemesanan KA Tambahan Lebaran 2025
Perjalanan inspeksi tesebut dibagi menjadi dua perjalanan, yaitu lintas utara dan selatan Pulau Jawa. Inspeksi lintas utara Jawa dimulai dari Stasiun Gambir menuju Cirebon, Semarang Tawang Bank Jateng, Surabaya Pasar Turi, Ketapang, Sidoarjo, Mojokerto, hingga berakhir di Surabaya Gubeng.
Sedangkan untuk jalur selatan, perjalanan dimulai dari Stasiun Gambir, Bandung, Purwokerto, Gundih, Gambringan, Solo Balapan, Madiun, Malang, dan juga berakhir di Surabaya Gubeng. Dalam perjalanan tersebut juga dilakukan identifikasi titik-titik rawan yang harus dijaga ekstra.
KAI konsisten mengantisipasi adanya titik rawan banjir dan longsor, dengan menyiagakan 731 petugas pemeriksa jalur ekstra, petugas penjaga pintu perlintasan ekstra, serta petugas posko daerah pemantauan khusus esktra.
Baca juga: KAI Imbau Masyarakat Waspada Penipuan dengan Modus Rekrutmen
Di samping itu, KAI menyiapkan strategi manajemen krisis bernama AMUS (Alat, Material, Untuk Siaga). Strategi tersebut selain menyiagakan tim personel lapangan khusus, juga menyediakan alat dan material yang ditempatkan tersebar di sepanjang jalur kereta api. Hal ini bertujuan jika dalam keadaan darurat, perbaikan dapat segera dilakukan.
“Periode Angkutan Lebaran merupakan momentum di mana seluruh Insan KAI akan memberikan kinerja terbaik. Hal tersebut kami upayakan agar kereta api tetap menjadi pilihan favorit masyarakat untuk bertransportasi,” tutup Didiek.
- Penulis :
- Tubagus Rachmat