Pantau - Wali Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Lis Darmansyah, mengeluarkan kebijakan baru yang mewajibkan seluruh pegawai di lingkungan pemerintah kota untuk mengenakan tanjak atau ikat kepala khas pria Melayu setiap hari Jumat.
Kebijakan ini bertujuan melestarikan budaya Melayu yang merupakan identitas masyarakat Tanjungpinang sekaligus mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memproduksi tanjak.
"Penggunaan tanjak adalah bentuk penghormatan terhadap warisan budaya lokal yang perlu terus dijaga dan dikenalkan kepada generasi muda," ujar Lis Darmansyah.
Tanjungpinang sendiri dikenal sebagai kota dengan akar budaya Melayu yang kuat, dan penggunaan tanjak ini dianggap sebagai simbol kebanggaan terhadap warisan tersebut.
Melalui kebijakan ini, pemerintah kota ingin menanamkan rasa bangga pada budaya sendiri di tengah arus modernisasi yang makin deras.
Dukungan ASN dan Harapan Luasnya Dampak Kebijakan
Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk aparatur sipil negara (ASN) yang merasa bangga bisa ikut melestarikan budaya daerah.
Lis Darmansyah berharap kebijakan ini tidak hanya menjadi seremonial, tetapi menjadi tonggak awal kesadaran kolektif dalam mencintai dan melestarikan budaya lokal.
"Beberapa warga pun berharap penggunaan tanjak tidak hanya berhenti di lingkungan pemerintah, melainkan dapat diterapkan di sekolah-sekolah dan lembaga lainnya untuk memperluas dampaknya," tambahnya.
Dengan adanya kebijakan ini, Pemerintah Kota Tanjungpinang juga menunjukkan komitmen dalam mendukung UMKM lokal, termasuk warga binaan di Rutan Kelas I Tanjungpinang yang turut memproduksi tanjak.
- Penulis :
- Pantau Community
