Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Teater Imam Al-Bukhari-Soekarno: Simbol Kolaborasi Budaya dan Sejarah Dua Bangsa

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Teater Imam Al-Bukhari-Soekarno: Simbol Kolaborasi Budaya dan Sejarah Dua Bangsa
Foto: Pertunjukan teater kolaboratif Indonesia-Uzbekistan jadi simbol kuat persahabatan lintas sejarah dan budaya.

Pantau - Pertunjukan teater Imam Al-Bukhari dan Soekarno menjadi simbol nyata kolaborasi budaya antara Indonesia dan Uzbekistan, memperkuat hubungan yang tidak hanya diplomatik tetapi juga sarat nilai sejarah dan intelektual Islam.

Kisah yang diangkat menggambarkan pertemuan simbolik dua tokoh besar: Imam Al-Bukhari dari Uzbekistan dan Presiden Soekarno dari Indonesia, yang dikenal dengan semangat perjuangan dan dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan serta nilai-nilai luhur.

Produksi teater ini merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Bumi Purnati dari Indonesia dan Teater Katakkurgan dari Uzbekistan, menandai penguatan hubungan historis melalui medium seni.

Fadli Zon menyampaikan bahwa pertunjukan ini luar biasa dan merupakan jembatan budaya penting yang menyatukan kedua bangsa melalui kekuatan sejarah dan seni.

Ia juga menyatakan bahwa dengan konektivitas saat ini, hubungan sejarah dan budaya antara Indonesia dan Uzbekistan dapat semakin diperkuat.

Warisan Soekarno dan Diplomasi Budaya

Presiden Soekarno pernah mengunjungi Uzbekistan pada September 1956 dan mengungkapkan keinginannya untuk berziarah ke makam Imam Al-Bukhari, yang saat itu dianggap sebagai tindakan historik dan penuh penghormatan terhadap warisan keilmuan Islam.

Kunjungan tersebut menjadi fondasi kuat hubungan emosional dan historis antara Indonesia dan Uzbekistan.

Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia, Oybek Eshonov, menyatakan bahwa tindakan Soekarno memperkuat kedudukan beliau di hati rakyat Uzbekistan.

Megawati Soekarnoputri, dalam sambutannya, menekankan bahwa pertunjukan ini bukan sekadar hiburan, melainkan jembatan sejarah dan kolaborasi emosional yang menanamkan harapan akan masa depan.

Ia juga mengapresiasi Ahmad Fauzi dan Valikhon Umarov yang dinilainya telah "menulis sejarah dengan tinta seni dan jiwa".

Sejumlah tokoh nasional turut hadir dalam pertunjukan ini di Jakarta, seperti Pramono Anung, Rano Karno, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, Ganjar Pranowo, Deddy Sitorus, Djarot Saiful Hidayat, Andika Perkasa, dan Bonnie Triyana.

Pertunjukan yang sebelumnya telah dipentaskan di tiga kota di Uzbekistan pada 2024 ini juga menjadi pengingat pentingnya kontribusi Soekarno dalam pembangunan peradaban Islam di kawasan Asia Tengah.

Selain itu, teater ini menekankan bahwa penyebaran ajaran Islam di Indonesia tidak hanya berasal dari Arab, tetapi juga dari kawasan Asia Tengah seperti Uzbekistan.

Dengan harapan besar, pertunjukan ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat kedua negara untuk terus menjunjung semangat toleransi, penghormatan terhadap sejarah, dan kerja sama budaya yang berkelanjutan.

Penulis :
Pantau Community