
Pantau - Pembangunan perumahan nasional kini tidak lagi dimulai dari renovasi rumah, melainkan dari perbaikan kawasan secara menyeluruh, demikian disampaikan Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) Fahri Hamzah dalam Silaturahmi Nasional Apersi di Jakarta, Senin (21/4/2025).
Menurut Fahri, pendekatan ini bertujuan mencegah kerusakan rumah akibat lingkungan yang kumuh dan tidak tertata.
"Memang tantangannya adalah pembangunan sekarang ini harus dimodifikasi dengan kepentingan kita untuk memperbaiki kawasan kita, memperbaiki kota kita," ujarnya.
Renovasi Kawasan Jadi Pendekatan Baru
Fahri menegaskan bahwa rumah yang dibangun tanpa memperhatikan kondisi kawasan sekitarnya akan cepat rusak.
Untuk itu, pemerintah kini mendorong pendekatan renovasi berbasis kawasan yang mengutamakan gotong royong serta keterlibatan aktif masyarakat.
"Kemarin saya sudah ketemu dengan beberapa gubernur dan berkomunikasi tentang mendesain wilayah-wilayah yang tidak layak," ungkapnya.
Bantuan Didasarkan pada Desain dan Kolaborasi
Seluruh bentuk bantuan pembangunan kini akan melalui proses kompetisi.
Daerah yang mampu menyusun desain kawasan layak huni secara menyeluruh, dengan melibatkan kolaborasi antara bupati, wali kota, gubernur, dan arsitek lokal, akan diprioritaskan.
"Jadi kami sekarang di Kementerian (Perumahan dan Kawasan Permukiman) tidak akan lagi ngedrop bantuan sembarangan, tapi semua akan dikompetisikan. Bupati dan wali kota mendesain rumah yang akan direnovasi. Provinsi, para gubernur mendesain kawasan permukiman yang akan direnovasi," jelas Fahri.
Bantuan tidak lagi diberikan secara acak, melainkan diarahkan untuk mendukung kawasan terpadu sebagai lokasi prioritas renovasi dan pembangunan rumah jangka panjang.
"Di situlah diperlukan arsitek-arsitek untuk mendesain kawasan itu. Di kabupaten dan provinsi, sehingga daerah-daerah yang tadinya tidak nampak baik betul-betul kita sulap dia. Dan anggarannya tentu akan ditambah sebesar-besarnya, tetapi yang kita prioritaskan adalah kawasan terlebih dahulu baru perumahan," tambahnya.
Pendekatan berbasis kawasan ini dinilai mampu memberikan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas.
Selain itu, transformasi ini diharapkan mempercepat perubahan wajah kota, kawasan pinggir sungai, dan wilayah pesisir.
"Kenapa demikian? Karena para ahli mengatakan kalau kawasannya diperbaiki, apalagi kalau diperbaiki dengan gotong-royong, mudah-mudahan orang juga bisa bergotong royong untuk memperbaiki rumahnya," tutup Fahri.
- Penulis :
- Arian Mesa