Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

RI Tak Lagi Impor KRL Bekas Jepang, Kereta China & Madiun Siap Beroperasi

Oleh Gian Barani
SHARE   :

RI Tak Lagi Impor KRL Bekas Jepang, Kereta China & Madiun Siap Beroperasi
Foto: Kereta baru dari China dan Madiun siap menggantikan KRL bekas Jepang demi pelayanan transportasi yang lebih baik.

Pantau - Pemerintah melalui PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menghentikan impor KRL bekas Jepang dan mulai mengandalkan kereta baru buatan China dan dalam negeri untuk meningkatkan layanan transportasi publik.

Direktur Utama KCI, Asdo Artrivianto menyampaikan bahwa jumlah penumpang KRL meningkat rata-rata 6% setiap tahun.

Untuk mengakomodasi lonjakan penumpang tersebut, KCI menginvestasikan dana untuk pengadaan armada baru, bukan lagi mengimpor KRL bekas.

Pada tahun 2025, sebanyak 23 rangkaian kereta baru akan diterima, terdiri dari 11 rangkaian buatan CRRC Qingdao Sifang Co. Ltd., China, dan 12 rangkaian buatan PT INKA, Madiun.

Kereta-kereta baru ini memiliki formasi yang lebih panjang, yaitu satu rangkaian terdiri dari 12 kereta.

Dengan konfigurasi ini, kapasitas angkut penumpang—terutama di wilayah Jabodetabek—diharapkan meningkat signifikan.

Tahap Uji Coba dan Harapan Pemerintah

Saat ini, seluruh rangkaian kereta baru tersebut masih menjalani tahap uji coba dan dalam proses sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan.

Setelah memperoleh sertifikasi, kereta akan segera dioperasikan untuk masyarakat.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko, mengapresiasi kehadiran kereta buatan dalam negeri pada momen peringatan 100 tahun operasional KRL di Indonesia.

Sebelumnya, operasional KRL mengandalkan kereta bekas dari Jepang, namun kini telah digantikan oleh kereta baru dari China dan PT INKA.

Tiko menyebut pengadaan kereta buatan INKA sebagai capaian besar yang menunjukkan kemandirian industri dalam negeri.

Ia juga menegaskan bahwa kualitas kereta buatan INKA tidak kalah dengan buatan Jepang maupun China.

Pemerintah berharap kereta baru ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan transportasi publik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Penulis :
Gian Barani