HOME  ⁄  Nasional

Tito Karnavian Ajak Akademisi Kaji Ulang Sistem Pilkada untuk Perbaikan Demokrasi

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Tito Karnavian Ajak Akademisi Kaji Ulang Sistem Pilkada untuk Perbaikan Demokrasi
Foto: Mendagri ajak akademisi aktif evaluasi sistem pilkada untuk demokrasi yang lebih baik(Sumber: ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri.)

Pantau - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengajak akademisi untuk aktif mengevaluasi sistem kepemiluan di Indonesia, khususnya dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada), demi perbaikan demokrasi di masa depan.

Ajakan Evaluasi dan Peran Akademisi

Ajakan tersebut disampaikan Tito saat menjadi narasumber dalam acara Pelantikan Pengurus dan Halalbihalal Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Islam Indonesia (UII) 2025 Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IKA UII di Jakarta, Jumat (25/4/2025).

"UII dengan banyak pemikirnya bisa membuat kajian juga, yang juga bisa menjadi masukan buat kami pemerintah, dan juga kepada DPR sebagai pembuat undang-undang, karena kemungkinan bisa merevisi undang-undang tentang pilkada," kata Tito.

Tito membahas pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024, sekaligus menyoroti sejumlah daerah yang masih mengalami pemungutan suara ulang (PSU) sehingga mengganggu kelancaran tata kelola pemerintahan daerah.

Ia menekankan pentingnya partisipasi akademisi untuk menyusun kajian yang bertujuan memperbaiki sistem pilkada.

Tantangan dan Harapan atas Pilkada Langsung

Tito menyatakan pilkada langsung memiliki kelebihan sebagai bentuk nyata dari demokrasi karena memungkinkan masyarakat memilih pemimpin mereka sendiri dan memberikan legitimasi kuat kepada kepala daerah terpilih.

"Pemilihan itu adalah titik tanda demokrasi," imbuh Tito.

Ia menambahkan, selama masa kampanye, calon kepala daerah bisa turun langsung ke masyarakat, membuka peluang luas bagi berbagai latar belakang untuk maju.

"Semua orang boleh ikut dalam pemilihan, dan kita bisa menemukan pemimpin-pemimpin yang mungkin tidak dapat kesempatan kalau dilaksanakan penunjukan," ungkap Tito.

Namun, Tito juga mengakui bahwa pilkada langsung menghadapi tantangan, terutama terkait biaya politik yang tinggi dan potensi konflik.

"Apa pun juga punya potensi konflik, yang kalau tidak bisa di-manage bisa menjadi violent, kekerasan. Violent conflict, konflik kekerasan," ujarnya.

Ia menyampaikan apresiasi atas undangan dari forum alumni UII, menyebut IKA UII sebagai komunitas yang kompak, solid, dan aktif berkontribusi untuk bangsa.

"Saya berterima kasih banyak mendapat kehormatan diundang di acara. Yang saya tahu UII ini kompak, solid, dan salah satu ikatan alumninya, salah satu yang sangat aktif. Kemudian kompak dan banyak memberikan warna," jelas Tito.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Ricky Setiawan