
Pantau - Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak menguat secara terbatas di tengah harapan terhadap hasil perundingan tarif Amerika Serikat dan rilis data ekonomi penting dari negara tersebut.
Harapan Tarif dan Sinyal Negosiasi Dorong Rupiah
Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyampaikan bahwa rupiah berpotensi berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas.
Penguatan ini didorong oleh kabar dari Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, yang menyebut telah tercapai beberapa kesepakatan tarif dengan negara-negara tertentu, salah satunya kemungkinan dengan India.
Di sisi lain, pasar masih menanti kepastian dari negosiasi perdagangan AS-China yang penuh ketidakpastian.
Data Ekonomi Jadi Penentu, Pergerakan Terbatas di Rp16.650–Rp16.800
Investor cenderung bersikap wait and see menjelang rilis data ekonomi AS pekan ini, termasuk:
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I yang diperkirakan turun ke 0,4 persen dari 2,4 persen.
Data manufaktur diproyeksi turun ke angka 48 dari sebelumnya 49.
Data ketenagakerjaan non-farm payroll (NFP) yang diperkirakan hanya menambah 130 ribu pekerjaan dari sebelumnya 228 ribu.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran Rp16.650 hingga Rp16.800 per dolar AS.
Pada pembukaan perdagangan Rabu pagi di Jakarta, rupiah menguat 46 poin atau 0,27 persen ke level Rp16.715 dari posisi sebelumnya Rp16.761 per dolar AS.
- Penulis :
- Balian Godfrey