Pantau - Kementerian Sosial (Kemensos) RI mengimbau warga di 34 distrik Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, untuk tetap siaga terhadap potensi banjir bandang dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem.
Sebagai respons terhadap bencana yang melanda, Kemensos menyalurkan bantuan darurat berupa 10 ton beras serta berbagai logistik penunjang lainnya.
Perwakilan Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Roberto Koibur, mengingatkan masyarakat di 33 distrik terdampak untuk meningkatkan kewaspadaan seiring intensitas hujan yang masih tinggi.
“Kemensos akan terus memonitor perkembangan situasi banjir dan tanah longsor di Kabupaten Jayawijaya. Kalau sampai situasi ini terus berlanjut, dukungan akan terus dilakukan,” katanya.
Ribuan KK Terdampak, Fokus Bantuan pada Sandang dan Kebutuhan Mendesak
Bantuan yang dikirimkan merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Tanggap Darurat yang dikeluarkan oleh Pemkab Jayawijaya.
Beras 10 ton tersebut sedang diproses melalui Perum Bulog Wamena untuk selanjutnya diserahkan ke posko Satgas Tanggap Darurat.
Selain beras, bantuan logistik yang dikirim meliputi 400 lembar selimut, 200 tenda gulung, 200 paket peralatan orang dewasa, 300 paket perlengkapan bayi, 100 paket sandang dewasa, 70 paket sandang anak, 300 paket makanan siap saji, dan 300 paket lauk pauk.
Kemensos saat ini memprioritaskan bantuan sandang untuk warga yang kehilangan pakaian akibat banjir, serta bantuan bagi bayi dan penyintas yang membutuhkan makanan siap konsumsi.
“Kalau pakaiannya terendam banjir, bantuan yang diberikan ini bisa dimanfaatkan atau dipakai, sehingga kebutuhan terhadap pakaian dapat terselesaikan,” jelas Roberto.
Bantuan lanjutan akan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan situasi bencana ke depan.
Dampak Bencana Luas, Ribuan Rumah dan Lahan Rusak
Data dari Posko Satgas Tanggap Darurat Banjir dan Longsor Kabupaten Jayawijaya tahun 2025 mencatat bahwa bencana ini telah berdampak pada 34 distrik dan 203 kampung, dengan 16.785 kepala keluarga terdampak dan 832 jiwa mengungsi.
Kerugian yang dilaporkan meliputi kerusakan pada 2.735 honai, 1.979 rumah, 5.116 hektare kebun, 439 ekor babi, 15 kantor desa, 27 kandang ayam, 60 kandang kelinci, 132 kolam ikan, 6 sekolah, 10 gereja, 7 rumah sehat, 14 jembatan kayu, 10 jalan desa, dan longsor di 6 distrik.
- Penulis :
- Gian Barani
