Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Prabowo Tegaskan Pengembalian Aset Negara: "Cek Semua Konsesi HGU, HGB yang Jatuh Tempo"

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Prabowo Tegaskan Pengembalian Aset Negara: "Cek Semua Konsesi HGU, HGB yang Jatuh Tempo"
Foto: Presiden Prabowo Subianto memberi arahan kepada jajarannya dalam Sidang Kabinet Paripurna (sumber: BPMI Setpres)

Pantau - Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, untuk meneliti dan melacak aset-aset negara terutama yang berstatus hak guna usaha (HGU) dan hak guna bangunan (HGB) yang telah habis masa berlakunya.

Presiden menekankan pentingnya agar tidak ada satu pun aset negara yang hilang atau tidak terlacak setelah masa konsesinya berakhir.

Dalam pernyataannya, Prabowo menyatakan, "Pak Nusron, nanti saudara teliti ya. Luar biasa kaya kita. Cek semua konsesi-konsesi HGU, HGB, yang sudah jatuh tempo, kembalikan ke negara".

Presiden juga menyinggung aset strategis di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan dan Kemayoran, Jakarta, yang menurut informasi terakhir memiliki nilai sangat besar.

Ia menjelaskan, "Kita baru sadar, ada aset lagi. Saudara-saudara, Senayan itu, kompleks GBK itu, nilainya, saya diberi tahu pengusaha, nilainya 25 miliar dolar (AS) 10 tahun lalu. Jadi, sekarang mungkin nilainya naik, mungkin 30 miliar (dolar AS)".

Keyakinan Capai 1 Triliun Dolar AS dari Total Aset

Presiden Prabowo meyakini bahwa jika semua aset negara yang masa konsesinya habis dikembalikan, maka nilai total aset bisa mencapai 1 triliun dolar AS.

Saat ini, ia menyebut total nilai aset negara yang tercatat sebesar 982 miliar dolar AS.

"(Aset) 982 (miliar dolar AS) tambah 30 (miliar dolar AS) kita sudah tembus 1 triliun dolar AS. Terus terang saja, banyak pemimpin kita tidak mengerti. Nah, ini kadang-kadang pandainya beberapa birokrat kita, aset disembunyikan", ucap Prabowo.

Presiden juga menginstruksikan seluruh menteri untuk turut aktif mengkaji, mendata, dan melacak kembali aset-aset negara yang menjadi kewenangan masing-masing kementerian.

Ia menyampaikan kekhawatirannya terkait aset yang bisa hilang jika tidak segera ditelusuri, "Nanti sudah ganti tiga, empat kali menteri. Ganti tiga kali presiden bisa diapakan, banyak aset negara itu hilang tidak jelas".

Instruksi tersebut disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar Senin sore dan dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Sidang turut dihadiri hampir seluruh jajaran menteri Kabinet Merah Putih dan kepala badan, serta merupakan Sidang Kabinet Paripurna ketiga tahun ini setelah sidang pada 21 Maret 2025 lalu.

Penulis :
Arian Mesa