billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

RI Raih Pendanaan Rp8,21 Triliun untuk Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 dari AZEC

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

RI Raih Pendanaan Rp8,21 Triliun untuk Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 dari AZEC
Foto: Mantan Perdana Menteri Jepang 2021-2024 sekaligus Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang untuk AZEC Fumio Kishida (kiri) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Kantor Kemenko Perekonomian (sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)

Pantau - Pemerintah Indonesia memperoleh pendanaan sebesar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp8,21 triliun untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2 di Solok, Sumatera Barat.

Pendanaan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat menghadiri seremoni penandatanganan finalisasi pembiayaan antara PT Supreme Energy Muara Laboh dan Japan Bank for International Cooperation.

"Hari ini showcase-nya yang sudah jalan adalah PLTP Muara Laboh di Solok, Sumatera Barat dengan financial close, ini (berkapasitas) 88 MW dengan nilai proyek mendekati 500 juta dolar AS," ujar Airlangga.

Seremoni penandatanganan tersebut menjadi tonggak penting dalam memperkuat kolaborasi strategis antara Indonesia dan Jepang dalam pengembangan energi berkelanjutan melalui kerangka kerja sama Asia Zero Emission Community (AZEC).

Target Operasi 2027 dan Ekspansi Unit 3

PLTP Muara Laboh Unit 2 dijadwalkan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2027.

Pemerintah juga menargetkan ekspansi Unit 3 dengan kapasitas 60 MW yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2033.

Selain PLTP Muara Laboh, pemerintah mendorong percepatan proyek-proyek AZEC lainnya seperti Legok Nangka Waste-to-Energy, Sustainable Aviation Fuel, PLTP Sarulla, dan jaringan transmisi Jawa-Sumatera agar segera memasuki tahap komersialisasi.

Seremoni financial close turut dihadiri oleh Fumio Kishida, mantan Perdana Menteri Jepang sekaligus Utusan Khusus untuk AZEC, sebagai tindak lanjut dari pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.

Penguatan Kemitraan Strategis Indonesia–Jepang

Dalam kesempatan itu, Airlangga menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Pemerintah Jepang dalam pembangunan energi hijau dan ketahanan ekonomi.

"Indonesia sangat menghargai komitmen dan kepemimpinan Jepang dalam pembangunan berkelanjutan, terutama dalam inisiatif seperti AZEC dan kerja sama bilateral lainnya. Pertumbuhan yang luar biasa ini adalah bentuk komitmen kedua negara untuk membina kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan sehingga membuka jalan bagi kesejahteraan bersama," ujarnya.

Pada tahun 2024, volume perdagangan Indonesia–Jepang mencapai 35 miliar dolar AS, dengan investasi Jepang sebesar 3,5 miliar dolar AS, meningkat 52 persen dibandingkan tahun 2021.

Jepang tercatat sebagai sumber investasi terbesar keenam bagi Indonesia, dengan lebih dari 12.000 proyek di berbagai sektor strategis.

"Angka investasi tersebut merupakan kepercayaan dan keyakinan yang diberikan perusahaan Jepang kepada Indonesia," kata Airlangga.

Pemerintah kedua negara menegaskan komitmen untuk terus mengembangkan proyek-proyek rendah emisi melalui pendekatan lintas sektor dan kemitraan publik-swasta yang kuat.

Airlangga menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa “Kunjungan mantan Perdana Menteri ini menegaskan komitmen kuat Indonesia dan Jepang untuk bekerja sama di masa depan yang berkelanjutan dan rendah karbon.”

Penulis :
Arian Mesa