Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Warga Jalan Parit Nanas Rasakan Manfaat Ekonomi dari Produksi Biomassa untuk PLTU Bengkayang

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Warga Jalan Parit Nanas Rasakan Manfaat Ekonomi dari Produksi Biomassa untuk PLTU Bengkayang
Foto: Program cofiring biomassa PLN bantu tingkatkan pendapatan warga Pontianak Utara, limbah kayu jadi sumber ekonomi baru.(Sumber: ANTARA/HO-Kemenperin)

Pantau - Program cofiring biomassa di PLTU PLN Group membawa dampak positif bagi warga di Jalan Parit Nanas 2, Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak Utara, Kalimantan Barat.

Warga seperti Baiti (25), yang sebelumnya bekerja sebagai buruh cuci dengan upah Rp50 ribu per hari, kini memperoleh penghasilan Rp75 ribu per hari dari pekerjaannya di fasilitas produksi wood chip milik CV Rezeki Insan Lestari (RIL), mitra PLN.

Limbah Kayu Jadi Rezeki, Warga Bisa Menabung dan Tetap di Kampung Sendiri

Baiti dan ibu rumah tangga lainnya, seperti Apung (35), kini bekerja memproduksi serpihan kayu yang digunakan untuk cofiring di PLTU Bengkayang.

Jam kerja mereka fleksibel, dan penghasilan mingguan bisa mencapai Rp570 ribu, cukup untuk menabung dan ikut kegiatan sosial seperti arisan.

Pekerja lain seperti Kusnadi (38) juga mengaku mampu mencukupi kebutuhan keluarganya dan tetap bekerja dekat rumah.

Dari sisi pasokan, pemilik kebun karet seperti Budiman menjual kayu karet tua ke CV RIL seharga Rp270 ribu per ton, yang sebelumnya hanya dibakar atau dibuang.

Budiman bahkan memutuskan tidak beralih ke sawit dan kembali menanam karet, karena melihat nilai ekonomis dari kayu karet sebagai bahan biomassa.

Limbah Sungai Dimanfaatkan, Upah Layak, dan Rencana Tanam Pohon untuk Keberlanjutan

Pemilik CV RIL, Supriyadi, memprioritaskan tenaga kerja lokal dengan upah antara Rp75 ribu hingga Rp120 ribu per hari, plus tambahan untuk lembur.

Bahan baku berasal dari limbah kayu kebun dan kayu yang hanyut di sungai, yang turut membersihkan sungai sekaligus memberi penghasilan tambahan bagi warga pengumpul kayu.

Untuk menjaga keberlanjutan pasokan, Supriyadi mulai menanam pohon seperti akasia dan menyediakan bibit sendiri.

Saat ini, pengiriman wood chip dari fasilitas CV RIL ke PLTU Bengkayang mencapai 20–25 ton per hari.

Supriyadi berharap program cofiring PLN terus berlanjut agar manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat dapat berlangsung jangka panjang.

Penulis :
Balian Godfrey