
Pantau - Wakil Menteri Sosial RI, Agus Jabo Priyono, melakukan kunjungan lapangan ke rumah calon siswa Sekolah Rakyat di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk memastikan mereka benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu.
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo Subianto dalam sidang kabinet, yang menekankan bahwa penerima manfaat Sekolah Rakyat harus berasal dari kalangan miskin.
Berdasarkan data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN) milik Kementerian Sosial, calon siswa Sekolah Rakyat yang dikunjungi termasuk dalam desil satu, dengan kondisi rumah kurang layak dan penghasilan keluarga berkisar antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per bulan.
Sekolah Rakyat Jadi Solusi Pendidikan untuk Keluarga Miskin
Salah satu keluarga yang dikunjungi oleh Wamensos adalah keluarga dengan empat anak dan satu orang tua yang hidup dari penghasilan minim, menjadi gambaran nyata target program ini.
Pemerintah menargetkan Sekolah Rakyat mulai dibuka tahun ini sebagai solusi pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin agar tetap bisa melanjutkan sekolah.
Saat ini, tercatat sudah ada 53 lokasi Sekolah Rakyat yang berjalan, dan ditargetkan meningkat menjadi 100 lokasi sesuai arahan langsung Presiden.
Wamensos juga melakukan pengecekan terhadap kesiapan calon lokasi sekolah serta profil ekonomi calon siswa dan keluarga mereka.
Sekolah Rakyat diprioritaskan bagi anak-anak seperti Galuh, siswi kelas tiga SMP yang bercita-cita menjadi pramugari namun harus berpisah dari ibunya demi melanjutkan pendidikan, serta Alvian, siswa SMP dari keluarga yang tidak mampu membiayai sekolah lanjutan.
Program ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang merata dan menjangkau anak-anak dari kelompok masyarakat paling rentan.
- Penulis :
- Gian Barani








