
Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta seluruh jajaran Kementerian Agama untuk mengembangkan program-program yang memupuk cinta antarmanusia sebagai fondasi utama pembangunan keagamaan yang lebih humanis.
Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Program Prioritas Bersama Menteri Agama yang digelar di Jakarta.
Menag menekankan bahwa pengembangan cinta antarmanusia merupakan dasar dari konsep ekoteologi yang lebih menyeluruh dan berbeda dari pendekatan teologi maskulin konvensional.
Ekoteologi dan Kurikulum Cinta Jadi Fokus Penguatan Pendidikan Keagamaan
Menurut Menag, cinta dapat menjadi motor utama untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan dan keberagamaan masyarakat.
Ia menilai bahwa selama ini pendekatan teologi belum sepenuhnya menyentuh sisi terdalam kemanusiaan dan cenderung menghasilkan relasi kemanusiaan yang dangkal.
Menag juga menekankan pentingnya prinsip “memanusiakan manusia, alam semesta, binatang, serta seluruh ekosistem,” sebagaimana diajarkan dalam kitab-kitab suci.
Ia menjelaskan bahwa meskipun terdengar aneh, konsep “memanusiakan alam semesta” secara ontologis bermakna bahwa alam bukan hanya benda mati, tetapi memiliki makna kehidupan dalam ajaran agama.
Mendukung arahan tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Suyitno, menyebutkan program seperti Green Madrasah dan Green Kampus sebagai implementasi nyata dari ekoteologi dan kurikulum cinta.
Kementerian juga akan mengarahkan riset-riset kampus agar lebih berdampak langsung terhadap layanan kementerian melalui penguatan dukungan dari LP2M dan perguruan tinggi.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, turut menjelaskan beberapa program yang tengah dijalankan, termasuk internasionalisasi perguruan tinggi, peningkatan akreditasi, serta penguatan pendidikan vokasi.
- Penulis :
- Balian Godfrey