
Pantau - Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan institusi pendidikan dalam mengatasi berbagai persoalan di sektor kehutanan yang dinilai kompleks dan penuh tantangan.
"Perubahan sosial-kultural yang menjadi tanggung jawab institusi pendidikan dan akademisi, harus bersifat struktural-kebijakan. Sehingga persoalan di sektor kehutanan dapat kita urai, persoalan seperti benang kusut harus kita urai bersama", kata Menteri Kehutanan Raja Antoni.
Ia menekankan bahwa pemerintah, khususnya Kementerian Kehutanan, memiliki peran sentral dalam menghadapi tantangan tersebut, terutama yang berkaitan dengan tata kelola hutan.
Dorong Penyelesaian Konflik dan Percepatan Digitalisasi
"Kita tahu, kita baca berita, kita ikuti di media sosial, terlihat betapa masalah kehutanan ini demikian kompleks. Konflik teritorial terjadi di mana-mana, masyarakat adat demonstrasi", ujar Menhut.
Raja Antoni menyampaikan bahwa dirinya bersama wakil menteri, jajaran pejabat struktural, hingga Unit Pelaksana Teknis (UPT) bertugas menyelesaikan berbagai persoalan kehutanan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Ia menyatakan keterbukaan terhadap kerja sama lintas sektor, termasuk pemanfaatan teknologi digital dalam menyelesaikan persoalan kehutanan.
"Lebih penting lagi seperti yang diarahkan Presiden Prabowo, semua ini akan bisa berjalan baik apabila proses digitalisasi berjalan secara penuh di Kementerian Kehutanan. Sehingga konflik teritorial akan bisa kita selesaikan satu persatu", ujarnya.
Ia juga mengajak institusi pendidikan dan mahasiswa untuk berkontribusi menjaga hutan Indonesia, melalui integrasi antara teknologi dan kebijakan berbasis pengetahuan.
Hutan Sebagai Titipan Generasi Mendatang
Dalam refleksinya setelah enam bulan menjabat sebagai Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni mengungkapkan pandangannya yang mendalam terhadap nilai ekologis dan moral dari keberadaan hutan Indonesia.
"Dalam refleksi singkat saya selama 6 bulan menjabat sebagai Menteri Kehutanan, saya menganggap hutan bukan warisan orang tua kita, tapi hutan adalah titipan dari generasi yang akan datang", ucapnya.
"Sebagai titipan, maka hutan harus kita jaga, karena kita harus kembalikan pada pemiliknya yaitu generasi yang akan datang", tambahnya.
- Penulis :
- Balian Godfrey