
Pantau - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga keberlangsungan dan keseimbangan ekosistem transportasi online yang melibatkan pengemudi, perusahaan aplikator, hingga masyarakat pengguna.
"Ini bukan sekadar bisnis biasa. Ada ekosistem yang besar di sini, dari pengemudi, perusahaan, sampai masyarakat pengguna. Pemerintah ingin menjaga keberlanjutan dan keseimbangannya," ujar Dudy.
Pemerintah, menurut Dudy, akan mempertimbangkan berbagai kepentingan apabila nantinya diperlukan regulasi baru, termasuk dari sisi mitra pengemudi, pelanggan, pelaku usaha, UMKM, dan pemasok logistik.
Ia menekankan pentingnya menjaga kompetisi usaha yang adil dalam industri transportasi daring.
"Tidak hanya dari pelaku usaha, namun customer dan mitra juga harus kita jaga semua," imbuhnya.
Evaluasi Potongan Aplikasi dan Status Mitra Jadi Fokus Pembahasan
Menhub telah melakukan diskusi bersama sejumlah perusahaan aplikator seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Grab Indonesia, inDrive Indonesia, dan Maxim Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas isu-isu krusial termasuk potongan aplikasi yang dinilai memberatkan pengemudi serta wacana perubahan status mitra menjadi pegawai tetap.
"Kami melihat ini merupakan sebuah ekosistem yang melibatkan banyak pihak. Tentu akan sangat arif apabila kita mendengarkan apa yang menjadi permasalahan pada bisnis online ini," kata Dudy.
Ia memastikan bahwa potongan aplikasi tidak boleh melebihi 20 persen sebagaimana diatur dalam Kepmenhub Nomor KP 1001 Tahun 2022 tentang pedoman perhitungan biaya jasa ojek online.
Menhub juga membuka ruang evaluasi terhadap skema potongan aplikasi bersama pemangku kepentingan, menyusul tuntutan dari sejumlah pihak agar potongan maksimal hanya 10 persen.
Sementara terkait status kemitraan, para aplikator sepakat untuk tetap mempertahankan status mitra pengemudi guna menjaga fleksibilitas kerja dalam sistem transportasi online.
- Penulis :
- Balian Godfrey