Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Guru dan Dokter Berperan Strategis Wujudkan Generasi Emas

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Guru dan Dokter Berperan Strategis Wujudkan Generasi Emas
Foto: Bonus demografi jadi peluang emas, pendidikan dan kesehatan kunci wujudkan Indonesia Maju 2045(Sumber: Tangkapan Layar)

Pantau - Narasi optimistis menuju Indonesia Emas 2045 muncul seiring hadirnya bonus demografi, yakni tingginya proporsi penduduk usia produktif yang menjadi peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan transformasi Indonesia menjadi negara maju saat mencapai 100 tahun kemerdekaan.

Bonus demografi merupakan momentum langka yang tidak secara otomatis menghasilkan kemajuan, karena banyak negara yang gagal memanfaatkannya meski telah lama merdeka.

Dalam konteks ini, dua profesi menjadi sangat krusial: guru dan dokter.

Guru bertugas membentuk aspek kognitif dan karakter generasi baru, sementara dokter mendampingi melalui bimbingan hidup sehat dan pemenuhan gizi.

Sejarah mencatat peran penting para dokter dalam perjuangan kemerdekaan bangsa, seperti dr. Soetomo, dr. Radjiman, dan dr. Tjipto Mangunkusumo, yang merupakan pelopor Budi Utomo dan pergerakan nasional.

Di masa awal kemerdekaan, tokoh seperti dr. Muwardi, dr. J. Leimena, dan dr. Sukiman juga memainkan peran strategis dalam revolusi serta pelayanan kesehatan.

Etos mereka mencerminkan bahwa semangat kemerdekaan dan pengabdian kesehatan merupakan dua sisi dari semangat membangun bangsa.

Dokter seperti Radjiman dan Tjipto bahkan turun langsung saat terjadi wabah pes, cacar, dan kolera.

Dedikasi luar biasa juga ditunjukkan oleh dr. Muwardi yang pernah diculik saat menangani pasien anak-anak, serta dr. Saleh Mangundiningrat dan dr. Oen yang dikenal peduli terhadap masyarakat kecil.

Dr. Oen bahkan memberikan layanan medis gratis dan transportasi bagi pasien miskin, sehingga namanya diabadikan sebagai rumah sakit di Solo.

Transformasi Pendidikan dan Kesehatan Jadi Fondasi Indonesia Emas

Negara-negara seperti Jepang, Finlandia, dan Singapura telah menunjukkan bahwa perhatian besar pada kualitas dan kesejahteraan guru berbanding lurus dengan kemajuan bangsa.

Di Finlandia, profesi guru dianggap prestisius dan hanya bisa diakses oleh pelajar dengan prestasi terbaik, setara dengan calon dokter atau insinyur.

Investasi pada pendidikan dan kesehatan menjadi fondasi untuk menciptakan masyarakat damai, sejahtera, dan berkelanjutan.

Tanpa pendidikan dan nutrisi yang baik, bonus demografi hanya akan menjadi angka tanpa kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional.

Generasi 2045 diharapkan memiliki kompetensi global dengan semangat nasionalisme yang kuat.

Namun, tantangan nyata masih terlihat dari data BPS per Agustus 2024, yang menunjukkan angka youth NEET (Not in Employment, Education, or Training) usia 15–24 tahun di Indonesia mencapai 20,31 persen, lebih tinggi dari rata-rata ASEAN sebesar 16,3 persen.

Singapura mencatat angka NEET terendah sebesar 4,1 persen berkat program Applied Learning Programme (ALP) yang menghubungkan pendidikan dengan dunia kerja melalui pembelajaran berbasis proyek dalam bidang STEAM (sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika).

Di Singapura, pendidikan vokasi memiliki status setara dengan pendidikan akademik dan menjadi pilihan utama siswa.

Sebaliknya, di Indonesia, pendidikan vokasi masih dianggap kurang prestisius, kurikulumnya belum terintegrasi dengan kebutuhan industri, dan program magang seringkali tidak memberikan pengalaman bermakna.

Tingginya angka NEET mencerminkan persoalan struktural dalam transisi pendidikan ke dunia kerja.

Pendidikan Indonesia masih tertinggal dari segi hasil belajar, keterampilan, dan relevansinya terhadap dunia kerja dibanding negara-negara ASEAN lainnya.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja meluncurkan program School to Work Transition sebagai jembatan antara pendidikan dan dunia kerja.

Program ini merupakan kerja sama lintas kementerian dan lembaga untuk mengintegrasikan pelatihan serta pemagangan secara nasional.

Fokus utama program ini adalah menurunkan angka pengangguran muda, khususnya lulusan pendidikan vokasi (SMK), dan mengembangkan keterampilan masa depan seperti elektronik, AI, literasi bahasa, soft skill, dan kewirausahaan.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menegaskan bahwa lapangan kerja tidak akan terbentuk tanpa sumber daya manusia yang unggul.

Oleh karena itu, pembangunan SDM menjadi prioritas utama disertai strategi penciptaan lapangan kerja yang konkret.

Pemerintah menargetkan pembukaan 19 juta lapangan kerja baru untuk generasi muda.

Strategi yang digunakan meliputi pertumbuhan ekonomi inklusif, iklim usaha yang kondusif, kebijakan fiskal ekspansif, dan sistem pendidikan yang adaptif terhadap tantangan Revolusi Industri 5.0.

Penulis :
Balian Godfrey