Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Unair Serahkan Vaksin ASF dan PMK kepada Mitra Industri dalam HITEX 2025

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Unair Serahkan Vaksin ASF dan PMK kepada Mitra Industri dalam HITEX 2025
Foto: Rektor Unair Prof Mohammad Nasih (kiri) memberikan seed vaksin kepada mitra saat pameran riset nasional HITEX 2025 di kampus setempat (sumber: Humas Unair)

Pantau - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya secara resmi menyerahkan dua vaksin hasil risetnya, yaitu vaksin African Swine Fever (ASF) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kepada mitra kerja dalam ajang pameran riset nasional HITEX 2025 yang digelar di kampus Unair pada hari Selasa.

Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih, menyampaikan bahwa penyerahan vaksin ini merupakan langkah strategis dalam upaya hilirisasi hasil riset kampus menuju pemanfaatan nyata di masyarakat dan industri.

"Kami bekerja sama dengan Badan Karantina Indonesia untuk pengembangan vaksin ini, yang kini telah siap dikomersialisasikan bersama mitra," ujar Prof Nasih.

Ia menegaskan bahwa proses komersialisasi vaksin membutuhkan analisis yang cermat, tidak hanya dari sisi efektivitas medis, tetapi juga dari aspek keekonomian.

Prof Nasih juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam memastikan keberlanjutan dan perluasan dampak dari hasil riset yang dikembangkan.

"Penugasan langsung dari pemerintah menjadi kunci keberhasilan pengembangan riset ke tahap implementasi. Jika bukan program pemerintah, maka pasar vaksin akan sulit ditembus," lanjutnya.

HITEX 2025: Wujud Akuntabilitas dan Kolaborasi Inovatif

Dalam kesempatan tersebut, Prof Nasih menjelaskan bahwa HITEX merupakan wujud akuntabilitas Universitas Airlangga terhadap dana masyarakat dan pemerintah yang digunakan dalam mendukung riset dan inovasi.

"Kami ingin menunjukkan hasil nyata riset dan inovasi yang selama ini telah dikembangkan, sekaligus menjawab tantangan sebagai kampus berdampak," tuturnya.

Melalui HITEX, masyarakat dan mitra industri dapat melihat langsung berbagai produk inovasi dan hasil penelitian yang dilakukan Unair.

Prof Nasih berharap bahwa vaksin ASF dan PMK ini dapat menjadi solusi nyata bagi kebutuhan nasional, terutama dalam mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.

"Jika bisa diproduksi dalam negeri, mengapa harus impor? Ini adalah bagian dari kontribusi nyata Unair," katanya.

Unair juga membuka peluang kolaborasi dengan perguruan tinggi lain untuk memperluas jangkauan dampak riset, sejalan dengan strategi Unair dalam memberikan nilai tambah di tingkat lokal, nasional, dan global.

Direktur Hilirisasi dan Kemitraan Ditjen Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Yos Sunitiyoso, turut menyatakan dukungannya terhadap langkah Unair.

"Vaksin ASF dan PMK ini menjadi contoh konkret riset yang menjangkau masyarakat dan industri. Pemerintah siap mendukung pengembangannya lebih lanjut," ujarnya.

HITEX 2025 sendiri mengundang 24 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) se-Indonesia dan menampilkan berbagai inovasi riset serta pengabdian masyarakat dari para peneliti Unair.

Penulis :
Arian Mesa

Terpopuler