
Pantau - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa penyebab utama banyak perusahaan rintisan (startup) mengalami kegagalan adalah karena produk atau layanan yang mereka kembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Banyak sekali startup gagal, alasan utamanya no marketing. Jadi, sebenarnya apa yang dihasilkan startup tidak inline (sejalan) dengan apa yang dibutuhkan masyarakat," ungkap Sekretaris Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN, Yurike Patrecia Marpaung.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara Jakarta Innovation Days (JID) 2025 di Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025) malam.
Minim Dukungan Riset Jadi Faktor Kunci Kegagalan
Selain persoalan kesesuaian produk, kegagalan startup juga dipicu oleh kurangnya dukungan terhadap hasil riset, baik dari sisi pendanaan maupun regulasi.
Yurike menegaskan bahwa riset yang dikembangkan startup umumnya masih dalam bentuk teknologi atau model awal, sehingga belum memberikan manfaat ekonomi secara langsung.
"Sering sekali startup itu jatuh, karena hasil riset yang mereka kembangkan tidak mendapat dukungan, apakah pendanaan atau regulasi. Sering sekali ketika startup memulai, di proses selanjutnya jatuh, ini berdampak terhadap ekosistem riset dan inovasi," jelasnya.
Yurike berharap Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dapat mengambil peran aktif dalam membangun jaringan riset daerah serta mengakumulasi kebutuhan riset dari berbagai pihak.
BRIDA juga diharapkan mampu menyaring dan memfasilitasi riset agar memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan sebelum hasilnya diintegrasikan ke dalam kebijakan oleh pusat riset nasional.
Jakarta Bangun Ekosistem Inovasi Terbuka Lewat JRIE
Dalam kesempatan yang sama, Bappeda DKI Jakarta menyampaikan telah menyiapkan wadah kolaboratif bernama Jakarta Research and Innovation Ecosystem (JRIE).
JRIE akan menjadi sarana terbuka bagi akademisi, startup, inovator, organisasi perangkat daerah (OPD), dan BUMD untuk berbagi wawasan dan membentuk kolaborasi strategis dalam menyelesaikan berbagai persoalan di Jakarta.
"Kami akan launching (luncurkan) segera. Jakarta Research and Innovation Ecosystem, niatnya berlaku untuk seluruh Indonesia. Jadi, startup dari mana pun, startup dari Probolinggo, startup dari Yogyakarta silakan bergabung di sini. Siapa tahu memang bisa menyelesaikan permasalahan Jakarta," ujar Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah Bappeda DKI Jakarta, Andhika Ajie.
Dengan adanya inisiatif seperti JRIE dan peran aktif BRIDA, ekosistem riset dan inovasi diharapkan dapat menjadi lebih kuat, inklusif, dan berdampak nyata terhadap kebutuhan masyarakat serta pembangunan daerah.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf