Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Rupiah Menguat Didorong Kekhawatiran Global atas Defisit Fiskal AS dan Penurunan Rating Kredit

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Rupiah Menguat Didorong Kekhawatiran Global atas Defisit Fiskal AS dan Penurunan Rating Kredit
Foto: Rupiah menguat tipis ke Rp16.412 per dolar AS, terdorong oleh kekhawatiran global atas defisit fiskal dan penurunan peringkat utang AS.(Sumber: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar)

Pantau - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis pada perdagangan Rabu pagi, 21 Mei 2025, di tengah sentimen negatif yang menekan mata uang dolar akibat memburuknya kondisi fiskal AS. Rupiah tercatat naik 1 poin atau 0,01 persen ke level Rp16.412 per dolar AS, dari penutupan sebelumnya di Rp16.413.

Penguatan rupiah ini selaras dengan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap stabilitas fiskal Amerika Serikat yang memicu pelemahan dolar secara global.

Penurunan Rating dan Beban Utang AS Jadi Sentimen Utama

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa tekanan terhadap dolar AS dipicu oleh kekhawatiran serius pasar terhadap defisit anggaran pemerintah AS.

“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang masih melemah tertekan oleh kekhawatiran seputar defisit anggaran Pemerintah AS,” jelas Lukman.

Lembaga pemeringkat Moody’s telah menurunkan peringkat utang jangka panjang pemerintah AS dari Aaa menjadi Aa1. Penurunan ini didasarkan pada proyeksi beban utang dan pembayaran bunga yang terus meningkat, serta kegagalan Kongres AS membalikkan tren defisit fiskal jangka panjang.

Moody’s memperkirakan defisit anggaran federal AS akan mencapai hampir 9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2035, naik dari 6,4 persen pada 2024. Beban utang federal juga diperkirakan melonjak menjadi sekitar 134 persen dari PDB pada 2035, dari 98 persen tahun ini.

Risiko Ketidakseimbangan Struktural di Ekonomi AS

Menurut laporan Anadolu Agency, kondisi fiskal AS yang memburuk mengindikasikan ketidakseimbangan struktural antara pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Hal ini berisiko menekan perekonomian dalam jangka panjang, termasuk perlambatan pertumbuhan, penurunan investasi, serta potensi hilangnya jutaan lapangan kerja.

Data terbaru dari Departemen Keuangan AS menunjukkan defisit anggaran federal mencapai 1,05 triliun dolar AS per April 2025, naik dari 855,2 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, total utang nasional AS kini menyentuh 36,2 triliun dolar AS, dengan rasio utang terhadap PDB naik menjadi 123 persen pada tahun fiskal 2024.

Proyeksi Rupiah Masih Stabil dalam Rentang Ketat

Selain kekhawatiran fiskal, pasar juga mencermati pernyataan dovish dari pejabat The Fed yang semakin memperbesar tekanan terhadap dolar. Dalam kondisi ini, rupiah diperkirakan bergerak stabil dalam rentang Rp16.350 hingga Rp16.450 per dolar AS.

Sentimen global tersebut menjadi katalis bagi penguatan mata uang emerging market, termasuk rupiah, yang tetap harus diwaspadai jika ketidakpastian eksternal meningkat kembali.

Penulis :
Balian Godfrey