
Pantau - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menggandeng Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah, untuk memperkuat kolaborasi dalam pembangunan desa melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Kampus Universitas Aisyiyah, Yogyakarta, pada 20 Mei 2025.
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri Desa Yandri Susanto dan Ketua PP Aisyiyah Salmah Orbayinah.
Menteri Yandri menekankan bahwa pembangunan desa harus bersifat kolaboratif dan tidak bisa dijalankan oleh pemerintah saja.
Kerja sama dengan Aisyiyah dinilai sangat strategis karena mendukung percepatan program-program Kemendes dalam menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan.
Fokus pada Pemerataan, Pemberdayaan, dan Pencegahan Urbanisasi
Kemendes tengah mengupayakan 12 Rencana Aksi untuk menjadikan desa lebih menarik agar tidak terjadi urbanisasi berlebihan.
Yandri mencontohkan fenomena di Jepang dan Korea Selatan, di mana penduduk desa hanya tersisa 7 persen dan 13 persen, sebagai kondisi yang tidak boleh terjadi di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa pemerintah menargetkan tiga fokus utama pembangunan nasional, yaitu pangan, pendidikan, dan desa.
Presiden Prabowo Subianto telah merumuskan AstaCita ke-6 yang menempatkan pembangunan desa sebagai strategi utama dalam pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
Yandri menambahkan bahwa desa harus dibangun secara menyeluruh, menyentuh aspek jasmani dan rohani masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan kompleks seperti narkoba dan judi online.
Aisyiyah dinilai memiliki infrastruktur pendukung yang mumpuni, seperti sekolah, klinik, dan rumah pelatihan yang tersebar hingga ke tingkat desa.
Ketua PP Aisyiyah Salmah Orbayinah menyatakan siap mendukung program Kemendes dan menyebut bahwa Aisyiyah memiliki jaringan cabang dan ranting yang sudah mengakar kuat di masyarakat desa.
Kemendes mengajak seluruh elemen bangsa untuk berperan aktif membangun desa sebagai fondasi utama pembangunan nasional secara berkelanjutan.
- Penulis :
- Balian Godfrey