Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BI: Uang Beredar M2 Tumbuh 5,2 Persen, Melambat Dibanding Bulan Sebelumnya

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

BI: Uang Beredar M2 Tumbuh 5,2 Persen, Melambat Dibanding Bulan Sebelumnya
Foto: Uang beredar M2 capai Rp9.390 triliun pada April 2025, pertumbuhan melambat seiring penyaluran kredit dan kontraksi tagihan pemerintah.(Sumber: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU)

Pantau - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2025 mencapai Rp9.390 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 5,2 persen secara tahunan (year on year), melambat dibandingkan bulan Maret yang mencatat pertumbuhan 6,1 persen.

M2 terdiri dari uang beredar sempit (M1) dan uang kuasi. M1 tercatat tumbuh 6,0 persen, sementara uang kuasi tumbuh lebih lambat sebesar 2,4 persen (yoy).

Kredit Tumbuh Positif, Tapi Tagihan Pemerintah dan Aktiva Luar Negeri Melambat

Pertumbuhan M2 ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 8,5 persen (yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,7 persen.

Kredit yang dihitung dalam laporan ini hanya mencakup pinjaman (loans) dan tidak termasuk surat berharga, tagihan akseptasi, serta repo, serta tidak mencakup kredit ke pemerintah pusat atau pihak bukan penduduk.

Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat mengalami kontraksi yang cukup dalam sebesar 21,0 persen (yoy), lebih tajam dibandingkan kontraksi 8,7 persen pada bulan sebelumnya.

Aktiva luar negeri bersih tumbuh 3,6 persen, juga mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan 6,0 persen pada Maret.

Pertumbuhan M0 Juga Melambat, Dipengaruhi Uang Kartal dan Giro Bank

Uang primer (M0) adjusted tumbuh 13,0 persen (yoy) menjadi Rp1.952,3 triliun, melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 21,8 persen.

Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh:

  • Uang kartal yang beredar di masyarakat tumbuh 7,3 persen (yoy).
  • Giro bank umum di Bank Indonesia adjusted tumbuh 9,9 persen (yoy).

Bank Indonesia menyatakan bahwa pelambatan M0 adjusted berkaitan dengan langkah pengendalian moneter yang mempertimbangkan dampak insentif likuiditas kepada perbankan.

Penulis :
Balian Godfrey