
Pantau - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan harapannya agar penunjukan Bimo Wijayanto sebagai Direktur Jenderal Pajak mampu meningkatkan rasio pajak nasional menuju target 23 persen pada tahun 2029, sebagaimana arahan Presiden RI Prabowo Subianto.
Airlangga menekankan bahwa implementasi sistem Coretax menjadi faktor kunci dalam mencapai target tersebut, dengan dukungan penuh terhadap reformasi teknologi dan penguatan basis data perpajakan.
Bimo Dinilai Punya Bekal Kuat, Muda dan Visioner
Bimo Wijayanto diketahui memiliki latar belakang yang kuat di bidang ekonomi dan perpajakan.
Sebelum menjabat Dirjen Pajak, ia adalah Asisten Deputi Investasi Strategis di Kemenko Maritim dan Investasi serta Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Presiden.
Bimo juga pernah menjabat sebagai Analis Senior di Kementerian Keuangan dan berperan dalam pembentukan Center for Tax Analysis (CTA) di Direktorat Jenderal Pajak.
Ia adalah lulusan Sarjana Akuntansi Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2000, meraih gelar MBA dari University of Queensland pada 2005, serta menyandang gelar Ph.D di bidang ekonomi dari University of Canberra, Australia.
Airlangga menyebut Bimo juga pernah menjalani program postdoctoral dan masih tergolong muda, sehingga dinilai memiliki potensi besar membawa inovasi dalam sistem perpajakan nasional.
Pelantikan Bimo sebagai Dirjen Pajak dilakukan bersamaan dengan 21 pejabat eselon I lainnya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Jumat, termasuk Heru Pambudi, Febrio Nathan Kacaribu, Luky Alfirman, dan Djaka Budi Utama.
- Penulis :
- Balian Godfrey