Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

MPR RI Tegaskan Peran Perempuan Kunci Capai Indonesia Emas, Dorong Peningkatan SDM dan Kepemimpinan

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

MPR RI Tegaskan Peran Perempuan Kunci Capai Indonesia Emas, Dorong Peningkatan SDM dan Kepemimpinan
Foto: Perempuan punya peran krusial dalam penguatan SDM menuju Indonesia Emas 2045, kata Ketua MPR RI Ahmad Muzani.(Sumber: ANTARA/HO-MPR)

Pantau - Ketua MPR RI Ahmad Muzani menegaskan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan serta memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) menuju visi Indonesia Emas 2045.

Hal tersebut disampaikan saat membuka seminar bertema "Kepemimpinan Perempuan untuk Indonesia Maju dan Sejahtera" yang diselenggarakan oleh KOHATI melalui Forhati di Gedung Nusantara V, Kompleks Senayan, Jakarta, pada Jumat, 23 Mei.

Muzani menyatakan bahwa Indonesia sejak awal kemerdekaan telah cukup terdepan dalam memberikan ruang partisipasi bagi perempuan, dibuktikan dengan keberadaan tokoh seperti Siti Soendari yang diangkat sebagai hakim oleh Presiden Soekarno pada 1954.

Dorongan Kolaboratif dan Penolakan Stigma Politik terhadap Perempuan

Dalam sambutannya, Ahmad Muzani mengapresiasi kontribusi anggota Forhati di bidang pendidikan, sosial, dan politik, serta pengorbanan mereka yang meninggalkan rumah demi memberi perhatian kepada masa depan bangsa.

Ia menyoroti rendahnya kualitas SDM Indonesia, dengan mayoritas penduduk hanya menempuh pendidikan hingga tingkat SMP dan hanya sekitar 10 persen yang mencapai jenjang sarjana.

Ia juga mengkritik pola pikir pragmatis masyarakat yang cenderung menginginkan hasil instan, seperti ingin cepat kaya tanpa bekerja atau populer tanpa proses.

Ahmad Muzani mengajak seluruh kader HMI dan KOHATI untuk menjaga nilai perjuangan dan meyakini bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Himmatul Aliyah, turut menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas perempuan dan menolak stigma serta penilaian berdasarkan penampilan.

Ia mengajak perempuan untuk terus membuktikan kapasitasnya dengan prestasi dan menolak pandangan yang merendahkan peran perempuan di dunia politik.

Himmatul menyebut bahwa keterwakilan perempuan di parlemen saat ini baru mencapai 127 dari 580 kursi, dan sistem pemilu yang ada belum mendukung afirmasi keterwakilan 30 persen.

Ia menekankan pentingnya daya saing perempuan dalam ilmu pengetahuan dan wawasan serta perlunya regulasi yang mendorong akses terhadap pendidikan dan beasiswa.

Ruang pengabdian perempuan, tegasnya, terbuka luas tidak hanya di parlemen tetapi juga di berbagai sektor strategis lainnya.

Penulis :
Balian Godfrey