Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Rekap Humaniora Sepekan: Kasus Haji Ilegal, Status Darurat Gempa, hingga Asa dari Sekolah Rakyat

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Rekap Humaniora Sepekan: Kasus Haji Ilegal, Status Darurat Gempa, hingga Asa dari Sekolah Rakyat
Foto: Penahanan haji ilegal, fenomena arah kiblat, hingga Sekolah Rakyat warnai berita humaniora sepekan terakhir(Sumber: ANTARA/Anggi Mayasari)

Pantau - Sejumlah peristiwa penting di bidang humaniora mewarnai pemberitaan selama sepekan terakhir, mulai dari penahanan jemaah haji ilegal, fenomena astronomis penentu arah kiblat, hingga harapan baru lewat pendidikan alternatif bagi masyarakat miskin.

Berikut rangkuman berita-berita utama humaniora sepekan terakhir:

Tiga WNI Ditahan karena Diduga Selenggarakan Haji Ilegal

Otoritas Arab Saudi menahan tiga WNI—IB, AM, dan AAS—di wilayah Makkah sejak 13 Mei 2025 atas dugaan keterlibatan dalam penyelenggaraan ibadah haji secara ilegal.

Informasi ini dikonfirmasi oleh Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron B. Ambary.

Ketiganya saat ini masih menjalani proses penyidikan.

Rashdul Kiblat dan Koreksi Arah Salat

Fenomena astronomis Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada 27 dan 28 Mei 2025.

Pada saat itu, posisi matahari akan tepat berada di atas Ka'bah, sehingga umat Islam di Indonesia diajak untuk mengecek dan meluruskan arah kiblat secara akurat.

Gempa Guncang Bengkulu, Status Tanggap Darurat Ditetapkan

Pemerintah Kota Bengkulu menetapkan status tanggap darurat akibat gempa bumi bermagnitudo 6,3 yang mengguncang wilayah tersebut pada 23 Mei 2025.

Status ini berlaku selama tujuh hari hingga 29 Mei 2025 berdasarkan SK Wali Kota Bengkulu Nomor 110/2025.

Usulan AHS untuk Atasi Polemik Pendidikan Kedokteran

Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, mengusulkan penerapan konsep Academic Health System (AHS) sebagai solusi atas polemik kebijakan baru Kementerian Kesehatan yang dinilai meresahkan para guru besar Fakultas Kedokteran.

Para akademisi menyuarakan keprihatinan karena arah pendidikan dokter dianggap sedang mengalami pembelokan yang merugikan mutu pendidikan.

Sekolah Rakyat, Harapan dari Pinggiran

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyampaikan bahwa Program Sekolah Rakyat mampu membangkitkan harapan baru bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Ia menceritakan bagaimana beberapa calon wali murid sampai bersujud saat mengantar anaknya mendaftar di sekolah tersebut.

Program ini dianggap sebagai alternatif pendidikan bagi masyarakat yang tidak mampu mengakses sistem pendidikan formal.

Rangkaian berita ini ditulis oleh Tri Meilani Ameliya dan diedit oleh Budhi Santoso.

Penulis :
Balian Godfrey