Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

"Ninjau Haji", Tradisi Unik Masyarakat Muslim Jembrana yang Gabungkan Ibadah dan Wisata

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

"Ninjau Haji", Tradisi Unik Masyarakat Muslim Jembrana yang Gabungkan Ibadah dan Wisata
Foto: Tradisi unik "ninjau haji" di Jembrana, Bali, jadi ajang silaturahmi sekaligus wisata lintas generasi.(Sumber: ANTARA/Gembong Ismadi.)

Pantau - Tradisi "ninjau haji" atau mengantar keberangkatan jamaah calon haji di Kabupaten Jembrana, Bali, terus bertahan lintas generasi dan menjadi momen penting bagi umat Islam di daerah tersebut.

Tradisi ini bahkan disebut sebagai "lebaran" ketiga, karena menjadi momen kumpul keluarga dan jalan-jalan bersama secara massal.

Budayawan Kampung Loloan, Musadat Johar, menceritakan bahwa sejak kecil ia selalu menantikan momen ninjau haji karena nuansanya yang meriah dan penuh keceriaan.

Antara Seremonial Keberangkatan dan Destinasi Wisata Favorit

"Ninjau haji" berasal dari bahasa Melayu lokal yang berarti mengantar keberangkatan haji, dan merupakan tradisi yang tumbuh kuat di tengah masyarakat Muslim Jembrana yang banyak berasal dari keturunan Suku Bugis.

Meskipun secara harfiah berarti mengantar, sebagian besar warga tidak datang ke pusat pemberangkatan di Kota Negara.

Alih-alih mengikuti prosesi seremonial di masjid desa maupun tingkat kabupaten, warga justru memanfaatkan momen tersebut untuk pergi berwisata.

Moda transportasi yang dominan digunakan adalah sepeda motor, dan lokasi tujuan wisata mencakup wilayah Jembrana dan Buleleng seperti Labuhan Lalang, Banyuwedang, hingga Pulaki.

Bagi anak-anak muda, menyeberang ke Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi pilihan populer karena dianggap keren dan menarik saat momen ninjau haji.

Tradisi ini menunjukkan cara unik masyarakat Muslim Jembrana dalam memaknai momen spiritual dengan cara sosial-kultural yang khas, menggabungkan silaturahmi, penghormatan ibadah, dan rekreasi dalam satu waktu.

Penulis :
Balian Godfrey