Pantau - Ketua Umum Tim Penanggungjawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025, Eduart Wolok, mengungkapkan bahwa praktik kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) memiliki nilai transaksi yang fantastis, mencapai ratusan juta rupiah per orang.
Ia menyebutkan bahwa kasus-kasus kecurangan ini banyak terjadi pada program studi favorit seperti kedokteran.
Saat ini, panitia tengah melakukan rekapitulasi data untuk mengidentifikasi lokasi dengan jumlah kasus kecurangan terbanyak, sebelum melanjutkannya ke proses hukum oleh aparat yang berwenang.
Eduart menyayangkan praktik curang ini karena mencederai nilai keadilan dan mengganggu semangat peserta yang mengikuti seleksi dengan jujur.
Sanksi Diskualifikasi dan Pelaporan ke Aparat, Panitia Akan Bertindak Bijak
Panitia SNPMB telah menetapkan sanksi tegas bagi peserta yang terbukti melakukan kecurangan, mulai dari diskualifikasi, blacklist untuk seleksi selanjutnya, hingga pelaporan kepada penegak hukum.
Namun demikian, Eduart menekankan bahwa panitia tidak akan asal menghukum dan akan menilai setiap kasus secara mendalam dan bijaksana.
Ia juga mengindikasikan bahwa beberapa tindakan kecurangan tidak selalu berasal dari peserta, melainkan inisiatif dari orang tua atau pihak luar.
Dalam proses penindakan, latar belakang pelaku dan motif kecurangan akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan sanksi yang proporsional.
Panitia menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas seleksi nasional dan memastikan bahwa hanya peserta yang berjuang dengan jujur yang mendapatkan kesempatan sesuai kemampuannya.
- Penulis :
- Balian Godfrey
