
Pantau - Sejumlah peristiwa penting di bidang humaniora terjadi pada Selasa, 27 Mei 2025, dan masih relevan untuk disimak pada hari berikutnya. Berikut lima sorotan utama:
1. Hasil SNBT 2025 Diumumkan, Tingkat Kelulusan 29,43 Persen
Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengumumkan hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) Tahun 2025.
Sebanyak 253.421 peserta dinyatakan lulus, dengan tingkat keketatan penerimaan sebesar 29,43 persen.
Dari jumlah tersebut, 83.539 orang (33,22 persen) merupakan pemilik Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang berpotensi menerima bantuan pendidikan dari pemerintah.
2. Kemenag Susun Dasar Hukum Penyembelihan Dam di Dalam Negeri
Kementerian Agama sedang menyusun dasar hukum agar penyembelihan hewan Dam milik jamaah haji Indonesia dapat dilakukan di dalam negeri.
Langkah ini merespons permintaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan menyesuaikan aspek fikih yang membutuhkan kepastian hukum.
“Karena ini masalah fikih, harus konkret ya, kan, dasarnya harus konkret semuanya, harus legal betul,” kata Menteri Agama Nasaruddin Umar.
3. Idul Adha 2025 Jatuh pada Jumat, 6 Juni
Kementerian Agama menetapkan 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025.
Dengan demikian, 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha akan bertepatan dengan Jumat, 6 Juni 2025.
“Kita menyimpulkan bahwa awal Dzulhijjah setelah menerima laporan dari para rukyatul hilal,” ujar Menag.
4. BGN Terapkan Sertifikasi Dapur Program untuk MBG
Badan Gizi Nasional (BGN) akan memberlakukan sertifikasi untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur program pada pertengahan 2025.
Kebijakan ini bertujuan meningkatkan kualitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kita ingin pastikan bahwa makanan yang diberikan bukan hanya gratis, tetapi juga aman dan bermutu tinggi,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana.
5. Indonesia dan Swedia Perkuat Kerja Sama Teknologi Kesehatan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa Indonesia akan memperkuat kerja sama dengan Swedia di bidang teknologi kesehatan dan bioteknologi.
Swedia dinilai memiliki keunggulan dalam kedokteran presisi dan pengobatan berbasis bioteknologi.
“Swedia memiliki kemajuan yang sangat pesat di bidang kedokteran presisi untuk diagnosis dan pengobatan berbasis bioteknologi, dan kami mau bekerja sama untuk mengembangkan hal tersebut di sini,” kata Menkes usai Konferensi Kesehatan SISP Indonesia-Swedia.
- Penulis :
- Balian Godfrey