Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Yield UST dan CDS Turun, Investor Lirik Seri Obligasi Pemerintah Indonesia

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Yield UST dan CDS Turun, Investor Lirik Seri Obligasi Pemerintah Indonesia
Foto: Permintaan SBN diprediksi naik, penurunan yield UST jadi pendorong utama(Sumber: ANTARA/ Muhammad Heriyanto.)

Pantau - Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe, memproyeksikan bahwa permintaan terhadap Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah akan meningkat dalam waktu dekat.

Peningkatan permintaan tersebut didorong oleh penurunan yield Obligasi Pemerintah Amerika Serikat (US Treasury/UST), yang membuat imbal hasil SBN domestik relatif lebih menarik bagi investor.

Yield UST tenor 5 tahun turun sebesar 4 basis poin menjadi 4,04 persen, sementara yield UST 10 tahun mengalami penurunan lebih dalam sebesar 8 basis poin ke level 4,43 persen.

Selain itu, Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun turut mengalami penurunan menjadi 80 basis poin, atau turun 2 basis poin dibandingkan penutupan sebelumnya, mencerminkan penurunan risiko kredit negara.

" Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor, yaitu seri FR0094, FR0052, FR0068, FR0103, FR0079", ujar Amir.

Transaksi SBN Meningkat, Pemerintah Tetap Konsisten Capai Target Lelang SBSN

Data dari PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) menunjukkan pergerakan yield SUN Benchmark, di mana yield FR0104 (5 tahun) naik 5 basis poin ke 6,42 persen dan FR0103 (10 tahun) naik 2 basis poin ke 6,81 persen.

Volume transaksi SBN secara outright pada Selasa (27/5) tercatat sebesar Rp28,5 triliun, meningkat signifikan dibandingkan Rp22,3 triliun pada hari sebelumnya.

Instrumen yang paling aktif diperdagangkan di pasar sekunder adalah seri FR0086 dan PBS003, masing-masing dengan volume transaksi Rp4,4 triliun dan Rp3,9 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,8 triliun.

Berdasarkan data dari DJPPR Kementerian Keuangan, total incoming bid pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang digelar pada 27 Mei mencapai Rp24,8 triliun.

Angka tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan dengan lelang SBSN sebelumnya pada 14 Mei yang mencapai Rp27,3 triliun.

Dari tujuh seri SBSN yang ditawarkan, pemerintah menetapkan amount awarded sebesar Rp8 triliun, sesuai dengan target indikatif yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penulis :
Balian Godfrey