
Pantau - Ketua Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK-PII), Sripeni Inten Cahyani, meminta pemerintah menjaga keberlangsungan industri kimia nasional yang sudah eksisting agar tidak tergerus oleh praktik impor tanpa kendali.
Sripeni menilai perlu ada kebijakan jangka pendek yang konkret untuk memastikan sektor strategis seperti kimia dan petrokimia tetap bertahan, serta menghindari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dapat menurunkan daya beli masyarakat.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan efisiensi dan teknologi industri dalam negeri agar lebih ramah lingkungan dan kompetitif secara global.
Sripeni mengapresiasi langkah pemerintah menaikkan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk produk partially oriented yarn-drawn textured yarn (POY-DTY) sebagai bentuk perlindungan terhadap industri tekstil lokal.
Ia menambahkan bahwa dukungan terhadap produksi dalam negeri akan mendorong proyek-proyek besar seperti pabrik petrokimia dan kilang agar naik status dari prometer menjadi komersial.
Menurutnya, ketika proyek industri sudah beroperasi secara komersial, dampaknya akan nyata melalui pembukaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, dan pengurangan defisit neraca perdagangan.
Sripeni juga mendorong pemerintah menarik investor baru yang memperkuat rantai nilai industri nasional, termasuk sektor hilirisasi sawit, mineral, dan migas.
Tujuannya adalah substitusi impor dan penciptaan produk bernilai tambah bagi rantai pasok industri lanjutan.
Ia menyebut Kementerian Perindustrian telah menunjukkan komitmen dalam menekan impor ilegal dan menggunakan instrumen perlindungan seperti safeguard dan antidumping.
Secara administratif, koordinasi juga telah dilakukan, termasuk dengan menyurati Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian agar kebijakan pengendalian impor lebih efektif dijalankan.
Sripeni menegaskan perlunya sinergi lintas kementerian agar industri nasional tidak hanya bertahan, tetapi mampu tumbuh dan bersaing secara global.
Ia menutup pernyataannya dengan menyebut keberpihakan terhadap industri lokal adalah soal kedaulatan, bukan semata urusan ekonomi.
- Penulis :
- Balian Godfrey