Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Timwas Haji DPR Apresiasi Peran Sentral Tenaga Kesehatan di Makkah, Dorong Pendirian RS Haji

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Timwas Haji DPR Apresiasi Peran Sentral Tenaga Kesehatan di Makkah, Dorong Pendirian RS Haji
Foto: Timwas Haji DPR menyatakan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan pelayanan jemaah haji dan dorong pendirian RS Haji di Makkah

Pantau - Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah pada Minggu, 1 Juni 2025, dan menyampaikan apresiasi tinggi kepada tenaga kesehatan (nakes) haji atas dedikasi mereka dalam melayani jemaah.

Anggota Timwas Edy Wuryanto menegaskan bahwa tenaga kesehatan merupakan garda terdepan pelayanan jemaah haji Indonesia, meskipun tahun ini jumlah personel dikurangi.

Ia menyoroti semangat para nakes yang tetap tinggi di tengah keterbatasan, dan menyebut tugas mereka sangat sentral dalam mendukung kelancaran ibadah para jemaah.

Edy juga mengusulkan agar Komisi VIII dan IX DPR RI mempertimbangkan serius wacana pendirian Rumah Sakit Haji dan Umrah di Makkah sebagai solusi jangka panjang peningkatan layanan kesehatan jemaah.

Ribuan Kasus Ditangani, Safari Wukuf Disiapkan untuk 500 Jemaah Tidak Mandiri

Data dari KKHI Makkah menunjukkan beban kerja nakes yang tinggi dengan lebih dari 13.000 kasus infeksi saluran pernapasan bagian atas akut, 12.800 lebih kasus hipertensi, dan hampir 5.000 kasus diabetes melitus selama musim haji.

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra, Sri Meliyana Maulana Rivai, juga memberikan dukungan moral dengan menyebut tugas para nakes sebagai bentuk ibadah yang mulia.

Kepala KKHI Makkah, Liliek Marhaendro, menjelaskan adanya tantangan distribusi tenaga kesehatan akibat kerja sama dengan delapan syarikah, yang menyebabkan ketimpangan personel di beberapa kloter.

Beberapa kloter dilaporkan tanpa nakes, sementara kloter lain mengalami kelebihan.

Untuk menghadapi puncak musim haji, KKHI Makkah telah menyiapkan pos kesehatan di wilayah Armuzna, dan syarikah turut berperan dengan membangun posko kesehatan serta memberi ruang partisipasi KKHI, seperti di Maktab 105.

Pelaksanaan Safari Wukuf bagi 500 jemaah tidak mandiri juga telah disiapkan dengan skema teknis yang memastikan kenyamanan dan keselamatan.

Para jemaah akan diberangkatkan ke Arafah setelah Subuh, mengikuti khutbah dan doa selama maksimal satu jam, lalu kembali ke hotel.

Edy menekankan bahwa Safari Wukuf merupakan bentuk upaya nyata agar seluruh jemaah, termasuk yang tidak mandiri, tetap mendapatkan pelayanan terbaik dengan dukungan penuh dari nakes di lapangan.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Balian Godfrey