Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kartu Nusuk Belum Diterima, Adies Kadir Gerak Cepat Temui Jemaah di Makkah

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kartu Nusuk Belum Diterima, Adies Kadir Gerak Cepat Temui Jemaah di Makkah
Foto: Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Adies Kadir saat melakukan peninjauan ke Pemondokan Haji Kloter/Khalifah Surabaya 16 Sektor 9 di Hotel Safwat Almiead 916, di Makkah (sumber: DPR)

Pantau - Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Adies Kadir menerima banyak keluhan dari jemaah asal Surabaya dan Sidoarjo yang belum menerima Kartu Nusuk, padahal kartu ini merupakan syarat utama untuk mengikuti rangkaian puncak ibadah haji.

Lebih dari 25 jemaah dari kloter Surabaya 16 mengeluhkan belum diterimanya Kartu Nusuk, yang dibutuhkan untuk masuk Masjidil Haram dan melaksanakan ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Adies Kadir langsung melakukan peninjauan ke Pemondokan Haji Kloter Surabaya 16 Sektor 9 di Hotel Safwat Almiead 916, Makkah pada Selasa (3/6/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Adies menerima laporan langsung dari para jemaah terkait kendala distribusi Kartu Nusuk yang belum juga mereka terima.

Ia menekankan pentingnya kartu tersebut dengan mengatakan: "Kartu Nusuk ini sekarang sangat penting. Tanpa itu, jemaah tidak bisa masuk Masjidil Haram, tidak bisa bergerak ke Armuzna, bahkan tidak bisa melaksanakan haji".

Adies kemudian meminta data seluruh jemaah yang belum memperoleh kartu dan segera menghubungi Dirjen PHU Kementerian Agama RI untuk menangani masalah ini.

Ia menargetkan penyelesaian harus rampung sebelum pukul 20.00 malam hari itu, dengan menegaskan: "Saya minta supaya siang atau sore ini, khusus untuk kloter 16 yang tinggal di Hotel 914, semuanya sudah pegang Kartu Nusuk. Kalau tidak, mereka bisa tidak berangkat dan ini kasihan".

Soroti Sistem Pemberangkatan, Adies Tekankan Kolektif Berdasarkan Lokasi

Selain masalah Kartu Nusuk, Adies juga menyoroti sistem pemberangkatan jemaah ke Armuzna yang menurutnya seharusnya berdasarkan lokasi hotel atau pemondokan, bukan dibagi berdasarkan syarikah.

Penegasan ini mengacu pada hasil kesepakatan rapat Timwas Haji DPR RI dengan Kementerian Agama sehari sebelumnya.

Ia menyatakan: "Jangan sampai jemaah yang sudah menyatu di satu hotel justru dipisahkan lagi karena alasan teknis syarikah. Ini menyulitkan jemaah, terutama lansia. Sudah terpencar-pencar sejak awal karena masalah visa dan pembagian syarikah, jangan dipisah lagi".

Menurutnya, sistem syarikah tahun ini menyebabkan banyak keluarga jemaah terpisah penempatannya karena berbagai kendala administratif, seperti keterlambatan visa dan belum terbitnya Kartu Nusuk.

Adies pun mendorong agar pemberangkatan dilakukan secara kolektif berdasarkan lokasi tinggal jemaah demi ketertiban dan kenyamanan mereka selama menjalankan ibadah haji.

Ia menutup dengan pernyataan tegas: "Kita tidak sedang di negara kita sendiri. Jangan sampai jemaah kita jadi korban karena pengelolaan yang tidak rapi".

Penulis :
Arian Mesa