
Pantau - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menegaskan komitmennya dalam memangkas akar permasalahan keamanan di lembaga pemasyarakatan, menyusul kaburnya 19 narapidana dari Lapas Kelas II B Nabire, Papua Tengah.
Salah satu langkah konkret yang diambil adalah pelaksanaan razia besar-besaran dan koordinasi lintas aparat keamanan.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi menyatakan bahwa razia dilaksanakan pada Selasa malam (3/6/2025) dengan melibatkan 242 personel gabungan dari Ditjenpas, Polda, Danrem, Dandim Papua Tengah, serta TNI.
Dalam razia tersebut, disita berbagai barang terlarang seperti telepon genggam, senjata tajam, alat elektronik, dan barang berbahaya lainnya.
Razia dan penyitaan tersebut bertujuan menurunkan tingkat risiko keamanan dan melakukan sterilisasi pasca-insiden pelarian dan penyerangan terhadap petugas.
Mashudi juga mengungkapkan bahwa Ditjenpas telah berkoordinasi untuk menempatkan personel Polri dan TNI secara tetap di Lapas Nabire guna memperkuat pengamanan.
Instruksi telah diberikan kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Papua Tengah agar memperketat keamanan di lapas dan rutan yang rawan, dengan dukungan penuh aparat TNI-Polri.
Ditjenpas juga menjalin koordinasi lebih luas dengan Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Papua untuk mengantisipasi potensi gangguan di wilayah lainnya.
Insiden kaburnya narapidana terjadi pada Senin pagi (2/6) sekitar pukul 11.00 WIT, dan sempat disertai kekerasan.
Tiga petugas lapas menjadi korban pembacokan saat kejadian, dua di antaranya telah menjalani operasi medis, sementara satu lainnya menjalani rawat jalan.
Mashudi turut mengunjungi salah satu korban di RSUD Nabire pada Selasa (3/6) sebagai bentuk perhatian langsung terhadap petugas yang terluka dalam tugas.
- Penulis :
- Balian Godfrey