Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Antisipasi Kasus Impor, BBKK Bandara Soetta Perkuat Pengawasan COVID-19 untuk Penumpang Internasional

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Antisipasi Kasus Impor, BBKK Bandara Soetta Perkuat Pengawasan COVID-19 untuk Penumpang Internasional
Foto: BBKK Bandara Soetta perketat pengawasan pelaku perjalanan internasional cegah lonjakan COVID-19.(Sumber: ANTARA/Azmi Samsul Maarif)

Pantau - Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Bandara Soekarno-Hatta memperkuat pengawasan terhadap pelaku perjalanan internasional guna mencegah masuknya kembali kasus impor COVID-19 ke Indonesia.

Kepala BBKK Bandara Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini, menyampaikan bahwa maskapai penerbangan diminta untuk mewajibkan pelaku perjalanan dari negara asal mengisi formulir Satu Sehat Healthy Pass (SSHP) sebelum keberangkatan.

Langkah ini merupakan respons atas meningkatnya kasus COVID-19 di sejumlah negara Asia dan juga di dalam negeri.

Tujuan utamanya adalah untuk mendeteksi penumpang yang menunjukkan gejala serta menilai potensi risiko penularan virus di dalam kabin pesawat.

Skrining Ketat dan Tindakan Lanjutan

Pos kesehatan BBKK di Bandara Soetta akan diintensifkan untuk memperketat skrining kesehatan pelaku perjalanan.

Setiap penumpang yang menunjukkan tanda atau gejala penyakit infeksi akan langsung menjalani pemeriksaan swab antigen.

Bila hasil antigen dinyatakan positif, penumpang tersebut akan direkomendasikan melakukan isolasi mandiri dan pemberitahuan akan dikirim ke Dinas Kesehatan sesuai daerah tujuan.

Sampel juga akan dikirim ke laboratorium guna menyelidiki jenis virus yang menjangkit, terutama untuk mendeteksi kemungkinan varian baru.

Jika dalam penerbangan terdapat penumpang lain yang teridentifikasi sebagai kontak erat, maka akan dilakukan penyelidikan epidemiologi dan penyemprotan disinfektan pada pesawat.

Kementerian Kesehatan mencatat terdapat tujuh kasus penularan COVID-19 di Indonesia selama periode 25–31 Mei 2025, dengan positivity rate mencapai 2,05 persen.

Tingkat positivity rate tertinggi sepanjang 2025 tercatat pada minggu epidemiologi ke-19, yaitu sebesar 3,62 persen.

Wilayah dengan kasus tertinggi meliputi Jakarta, Banten, dan Jawa Timur.

Sepanjang tahun 2025, sebanyak 2.160 spesimen telah diperiksa dan ditemukan 72 kasus positif.

Hingga kini, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari kasus-kasus baru tersebut.

Penulis :
Balian Godfrey