
Pantau - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan bahwa proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) ditujukan untuk melindungi kawasan pesisir dan masyarakat dari dampak perubahan iklim.
Proyek ini dirancang membentang dari Cilegon, Banten hingga Gresik, Jawa Timur sebagai upaya strategis nasional dalam menghadapi ancaman banjir rob dan penurunan muka tanah.
Dody menyebut proyek Jakarta Sea Wall dan Tol Semarang–Demak yang terintegrasi dengan tanggul sebagai contoh konkret investasi jangka panjang yang mendukung ketahanan wilayah pesisir.
AHY Dorong Harmonisasi Desain dan Pendanaan Bersama Investor Domestik dan Asing
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono, menyatakan kesiapan pemerintah dalam mengharmonisasikan desain dan konsep awal Giant Sea Wall.
AHY menyoroti peningkatan permukaan air laut dan fenomena land subsidence di wilayah pesisir utara Jawa, termasuk Jakarta, sebagai alasan mendesak perlunya proyek ini.
Ia menegaskan pentingnya langkah strategis dan berkelanjutan demi melindungi masyarakat serta mendorong investasi yang berdampak panjang.
Koordinasi antarinstansi dan pencarian sumber pendanaan dilakukan secara paralel.
AHY juga aktif bertemu dengan investor lokal dan internasional untuk menyampaikan prioritas pembangunan infrastruktur selama lima tahun mendatang.
Kementerian PU sendiri telah memulai kajian proyek GSW sejak tahun 2016, bekerja sama dengan pemerintah Belanda dan Korea Selatan.
Proyeksi panjang tanggul laut ini mencapai 946 kilometer, meliputi kawasan rawan banjir dari Cilegon hingga Gresik.
- Penulis :
- Balian Godfrey








