
Pantau - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan menunjukkan ketertarikan untuk melanjutkan proyek kereta cepat dari Jakarta menuju Semarang atau Surabaya, termasuk pengembangan lanjutan dari proyek kereta cepat Woosh.
"Berapa perusahaan itu tertarik untuk melanjutkan programnya, termasuk yang Woosh ini ya," kata Suntana.
Meskipun belum merinci nama-nama perusahaan yang telah menyatakan minat, Suntana menegaskan bahwa proyek ini membuka peluang investasi strategis di sektor transportasi nasional.
Pengembangan jalur kereta cepat ini sedang mempertimbangkan dua opsi utama, yakni jalur selatan dan jalur utara Pulau Jawa.
Pemilihan jalur akan didasarkan pada kajian mendalam guna memastikan efisiensi waktu tempuh serta manfaat maksimal bagi mobilitas penumpang dan logistik.
"Akan tetapi, semuanya kami lakukan untuk lebih memberikan kemudahan masyarakat dalam mobilisasi orang dan barang," ujarnya.
Fokus Kajian Kelayakan dan Ajak Swasta Bangun Transportasi Hijau
Suntana menegaskan bahwa meskipun proyek ini masih berada pada tahap studi dan pematangan teknis, pemerintah tetap menargetkan penyelesaiannya dengan landasan kajian kelayakan yang komprehensif.
"Pasti kami bikin targetnya, tetapi secara hitung kita sedang studi kelayakannya," kata Suntana.
Dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, Suntana secara terbuka mengajak sektor swasta untuk berkolaborasi dalam pembangunan sistem transportasi nasional.
"Jadi, swasta diundang oleh kami (Kementerian Perhubungan) untuk bisa bersama-sama berkolaborasi membangun sarana transportasi yang ada di Indonesia," ujarnya.
Ia menekankan pentingnya mewujudkan sistem transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan demi mengurangi emisi karbon serta menjaga keseimbangan ekosistem.
Suntana berharap proyek transportasi seperti kereta cepat dapat menjadi warisan transportasi hijau bagi generasi masa depan di seluruh Indonesia.
Pemerintah juga mengakui keterbatasan kemampuan fiskal negara untuk membiayai seluruh proyek transportasi besar secara mandiri.
"APBN kita, negara kita masih belum cukup untuk membiayai semua. Menghadapi itu, Pemerintah bekerja sama dengan sektor swasta, yang kita sebut kalau istilahnya KBPU (kerja sama pemerintah dan badan usaha)," ujar Suntana.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Tria Dianti