
Pantau - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, memperkuat koordinasi untuk mengidentifikasi dampak kebocoran minyak PT Vale Indonesia (PTVI) yang terjadi pada 23 Agustus.
Investigasi dan Temuan Awal
Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Lingkungan DLH Lutim, Abshar Abdur Razak, menyampaikan, "Pemda ada tim koordinasi dan juga membentuk posko pengaduan."
Ia menjelaskan bahwa hasil investigasi lapangan sudah ada, namun masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan tingkat pencemaran.
"Apa yang kita temukan yaitu bahwa pencemaran terjadi, hanya tingkatnya belum bisa diidentifikasi. Dari hasil lapangan ada keunikan karena dari masyarakat mengatakan lebih banyak di Desa Timampu dibandingkan Desa Lioka," ungkapnya.
Abshar menambahkan, "Nanti kita akan analisa bersama mungkin termasuk penggunaan air masuk di situ."
Langkah Penanganan dan Arahan Bupati
Dalam rapat koordinasi bersama Bupati Lutim, Abshar menyarankan agar segera dilakukan pembersihan tanah yang terkontaminasi minyak dari titik kebocoran hingga lokasi terdampak.
Selain itu, ia juga merekomendasikan pemasangan papan informasi lokasi serta mewajibkan PTVI untuk melaporkan secara rutin progres penanganan dan pra-pemulihan kepada DLH Kabupaten Luwu Timur.
Bupati Lutim Irwan Bachri Syam meminta DLH fokus pada penanganan dan pemulihan serta memastikan adanya update harian mengenai perkembangan pencemaran.
"Karena ini desakan dari masyarakat membutuhkan segera ada solusi dari dampak yang terjadi di tengah masyarakat kita, ini yang harus dicari seperti apa polanya supaya teman-teman bisa memberikan saran dan masukan," tegasnya.
Bupati juga menekankan pentingnya pembuatan peta untuk memperjelas tingkat kerusakan.
"Kenapa harus dibuatkan peta agar masyarakat bisa tahu daerah mana yang rusak berat, sedang dan ringan. Sehingga daerah yang masuk kategori rusak ringan bisa segera beraktivitas," ujarnya.
- Penulis :
- Shila Glorya