Pantau - Anggota Komisi II DPR RI Mohammad Toha mengingatkan para menteri untuk bekerja lebih keras dan tidak menimbulkan kontroversi setelah Presiden Prabowo Subianto menyatakan tidak akan melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
Toha mengapresiasi sikap Presiden yang menilai kinerja para menteri secara objektif, sebagai bentuk kepercayaan yang harus dijawab dengan peningkatan kinerja nyata di semua lini kementerian.
Menurutnya, tidak adanya reshuffle harus dimaknai sebagai kesempatan bagi para menteri untuk membuktikan diri dengan kerja yang lebih maksimal.
Ia menekankan pentingnya menjaga komunikasi publik yang sehat serta menghindari pernyataan-pernyataan yang bisa menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
Konsolidasi Kabinet dan Fokus Menyelesaikan Tugas Hingga Akhir Masa Jabatan
Toha mengimbau agar para menteri tidak sibuk dengan komentar kontroversial atau wacana yang bisa menciptakan ketidakpastian, tetapi justru fokus menjalankan tugas dengan konsisten.
Ia juga menyoroti pentingnya konsolidasi internal kabinet, terutama menjelang masa transisi pemerintahan yang akan datang.
Masyarakat, kata Toha, menginginkan agar pemerintahan saat ini menyelesaikan tugasnya dengan baik hingga akhir masa jabatan.
Untuk mencapai itu, dibutuhkan kerja yang terukur, komunikasi yang efektif, serta keteladanan dari seluruh pejabat negara.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyatakan belum memiliki rencana untuk melakukan reshuffle kabinet karena secara umum menilai menterinya bekerja dengan baik.
Namun, ia mengakui masih ada kekurangan dalam aspek komunikasi publik dari beberapa menteri.
Presiden menegaskan bahwa seluruh anggota Kabinet Merah Putih akan terus bekerja keras demi kepentingan rakyat dan menjaga kesolidan pemerintahan.
- Penulis :
- Balian Godfrey
