Pantau - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus memperkuat konektivitas antara UMKM dengan industri besar melalui skema holding UMKM dan kemitraan rantai pasok.
Deputi Bidang Usaha Menengah, Bagus Rachman, menjelaskan bahwa upaya ini bertujuan mengatasi berbagai tantangan yang masih dihadapi UMKM seperti keterbatasan akses permodalan, sumber daya manusia yang belum optimal, kelemahan promosi, serta minimnya dukungan infrastruktur.
"Untuk itu kami membangun ekosistem kemitraan bisnis UMKM berbasis klaster dengan industri besar yang kami sebut holding UMKM," ujar Bagus.
Melalui skema kemitraan rantai pasok, pemerintah berharap UMKM dapat meningkatkan skala ekonomi, kapasitas pengelolaan usaha, jangkauan pasar produk, serta akses pembiayaan.
Bagus menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang tangguh.
"Pemerintah berperan menyiapkan regulasi, membangun infrastruktur, dan mendukung melalui kebijakan, sementara swasta berperan dalam melakukan inovasi, investasi, dan pengembangan teknologi," jelasnya.
Kolaborasi DSC untuk Mendukung UMKM Indonesia
Bagus Rachman juga mengapresiasi dukungan dari pihak swasta seperti Wismilak Foundation melalui program Diplomat Success Challenge (DSC) dalam mendorong kemajuan UMKM.
"DSC menjadi platform untuk mempertemukan talenta kreatif dengan peluang usaha serta mendukung kolaborasi dan inovasi dalam bidang pariwisata," tuturnya.
Surjanto Yasaputera, Founding Father dan Ketua Dewan Komisioner DSC, menegaskan bahwa kolaborasi DSC dengan berbagai pihak eksternal merupakan respons terhadap tantangan ekonomi Indonesia saat ini.
"Beragamnya tantangan ekonomi Indonesia saat ini menjadikan semangat kolaborasi bukan sekadar kata-kata, tetapi menjadi fondasi bagi terciptanya solusi inovatif di masa depan," ujarnya.
Menurut Surjanto, DSC berkomitmen menjadi penggerak kolaborasi yang berdampak nyata bagi sektor ekonomi dan kewirausahaan nasional.
- Penulis :
- Arian Mesa
