Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Serukan Dunia Tanpa Diskriminasi, Delegasi Turki Apresiasi Perpustakaan Kalteng

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Serukan Dunia Tanpa Diskriminasi, Delegasi Turki Apresiasi Perpustakaan Kalteng
Foto: Senator Turki kunjungi Perpustakaan Kalteng, dorong kesetaraan disabilitas dan kerja sama budaya (Sumber: ANTARA/Rendhik Andika)

Pantau - Dua senator asal Turki, Av Serkan Bayram dan Talip Kucukcan, mengunjungi Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah (Dispursip Kalteng) di Palangka Raya untuk mendorong isu kesetaraan bagi penyandang disabilitas dan memperkuat pesan perdamaian global.

Buku Kisah Nyata dan Pesan Inspiratif dari Senator Disabilitas

Dalam kunjungan tersebut, Serkan Bayram menyampaikan pentingnya menjadikan perpustakaan sebagai pusat ilmu dan titik awal bagi terciptanya dunia tanpa diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.

"Perpustakaan adalah pusat ilmu. Semoga dari tempat ini, kesetaraan bagi disabilitas dan perdamaian lahir. Dunia tanpa kecacatan, Indonesia tanpa kecacatan, dan Turki tanpa kecacatan. Mari kita mulai sama-sama," ujarnya melalui penerjemah.

Bayram juga menyerahkan buku berjudul Bugday Tanesi (A Piece of Grain) kepada Kepala Dispursip Kalteng, Adiah Chandra Sari. Buku tersebut merupakan kisah perjuangannya sebagai penyandang disabilitas yang kini menjadi anggota parlemen Turki.

"Buku kisah nyata ini juga ingin memberikan semangat bagi penyandang disabilitas untuk tidak takut belajar, untuk maju mencapai cita-citanya," ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi peran Anggota DPRD Kalteng Faridawaty Darland Atjeh yang telah memfasilitasi kunjungan delegasi Turki ke Dispursip Kalteng.

“Dari sini, mari kita sama-sama membuat orang-orang disabilitas terus berjuang untuk kemanusiaan, perdamaian dan seluruh kebaikan di dunia,” tambah Bayram.

Kendala Perpustakaan dan Harapan Kerja Sama

Kepala Dispursip Kalteng Adiah Chandra Sari menyambut baik dukungan dari delegasi Turki dan anggota DPRD Kalteng terhadap pengembangan perpustakaan di provinsi tersebut.

Ia menjelaskan bahwa meski saat ini terdapat 4.861 perpustakaan di seluruh wilayah Kalimantan Tengah, namun tantangan besar masih dihadapi dalam hal anggaran dan sumber daya manusia.

“Kami intensif melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan yang peduli terhadap pengembangan perpustakaan. Saat ini terdapat 4.861 perpustakaan di seluruh Kalteng, namun anggaran kami relatif kecil. Ini menyulitkan kami dalam melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan, yang memang masih sangat kurang,” jelasnya.

Adiah juga menyampaikan bahwa minat kunjungan ke perpustakaan menurun sejak pandemi COVID-19 karena masyarakat beralih ke media digital.

Sementara itu, Faridawaty Darland Atjeh menegaskan bahwa perpustakaan dan arsip adalah sektor penting yang sering kali tidak mendapat prioritas anggaran yang memadai dari pemerintah daerah.

“Perpustakaan dan arsip adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan, namun sering kali justru mendapatkan porsi anggaran yang kecil dibandingkan organisasi perangkat daerah (OPD) lain,” ujarnya.

Faridawaty juga menyampaikan harapannya agar ada kerja sama nyata dari para pengusaha yang ikut serta dalam rombongan delegasi Turki.

“Saya berpikir, kalau masuk Indonesia, harus masuk Kalimantan Tengah terlebih dahulu. Nanti ada pengusaha yang ingin memberikan sumbangsih. Tahun ini atau tahun depan, saya ingin meletakkan aspirasi agar Ibu Kepala Dispursip bisa membuat film dokumenter tentang pahlawan Kalteng,” tutupnya.

Penulis :
Balian Godfrey